
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju cahaya kebenaran.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Apa Itu Negara? Secara sederhana, negara adalah sebuah organisasi yang memiliki kekuasaan tertinggi untuk mengatur wilayah dan masyarakatnya. Negara berfungsi untuk melindungi rakyat, menegakkan keadilan, dan mewujudkan kesejahteraan bersama.
Namun, saat ini kita melihat bahwa sebagian pemimpin dan pejabat negara justru lupa akan tanggung jawab mereka. Korupsi merajalela, kejujuran ditinggalkan, dan keadilan seringkali dipermainkan. Akibatnya, negara seakan-akan ‘sakit’ dan membutuhkan pemulihan.
Mengapa Negara Perlu ‘Berpuasa’? Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perilaku buruk, hawa nafsu, dan keserakahan. Jika konsep ini diterapkan dalam kehidupan bernegara, maka ‘puasa’ menjadi simbol dari:
- Menahan Diri dari Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan
Korupsi adalah penyakit kronis yang merusak sendi-sendi bangsa. Seperti halnya orang yang berpuasa, para pemimpin dan pejabat harus menahan diri dari godaan memperkaya diri sendiri dengan cara yang zalim. Mereka perlu memahami batasan moral, etika, dan hukum agar tidak terjerumus pada perilaku yang melampaui kewajaran. - Melatih Kejujuran dan Integritas
Puasa mengajarkan kita untuk jujur, meski tidak ada yang melihat. Begitu pula dalam bernegara, pejabat yang berintegritas akan tetap amanah meskipun tidak diawasi. Mereka harus fokus pada tujuan utama sebagai pejabat yaitu melindungi rakyat, menegakkan keadilan, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. - Membangun Empati dan Peduli terhadap Rakyat
Puasa mengajarkan kita merasakan lapar dan haus, sehingga menumbuhkan rasa empati kepada mereka yang kekurangan. Pejabat negara yang berempati akan lebih peka terhadap penderitaan rakyat, sehingga kebijakan yang dibuat benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Pemimpin yang baik tidak hanya memikirkan diri sendiri, keluarga, atau golongannya saja. - Menyucikan Diri dari Keserakahan dan Ketamakan
Korupsi berawal dari keserakahan. Puasa melatih kita untuk bersikap qana’ah (merasa cukup) dan bersyukur atas apa yang dimiliki. Jika para pejabat memiliki sikap ini, maka mereka akan lebih fokus pada pelayanan publik daripada memperkaya diri sendiri. Pejabat yang berakhlak akan memiliki agenda yang jelas, berpihak pada rakyat, bukan agenda yang mbulet dan penuh tipu daya.
Doa dan Harapan, Hadirin yang berbahagia, negara kita saat ini memang seolah ‘sakit’ akibat korupsi yang makin menggila. Seperti orang yang kehilangan arah, sebagian pelaku korupsi tahu bahwa perbuatannya salah, tapi berpura-pura tidak tahu. Inilah mengapa para pemimpin, pejabat, dan seluruh rakyat perlu belajar dari hakikat puasa: menahan diri dari yang haram, berbuat jujur, dan mengutamakan kepentingan bersama.
Semoga dengan semangat ‘puasa’ ini, negeri kita dapat kembali sehat, bersih, dan penuh keberkahan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.