
Kak Juma: Seni Budaya Siaran Radio dan TV yang masih ada di sebagian kampung Yogyakarta.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menganugerahkan kita akal, rasa, dan budaya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah yang memuliakan peradaban dan kearifan lokal sepanjang zaman.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Hari ini kita akan merenungkan betapa pentingnya kegiatan budaya — seperti “Senin Budaya” dan sejenisnya — dalam membangun dan memperkuat 169 kampung wisata yang tersebar di Kota Yogyakarta.
1. Budaya sebagai Akar Kampung Wisata
Kampung wisata bukan sekadar tempat indah. Ia adalah tempat yang hidup — yang memiliki cerita, nilai, dan identitas. Semua itu lahir dari budaya.
Kegiatan seperti Senin Budaya, yang rutin digelar di beberapa kalurahan di Yogyakarta:
- Menjadi ruang ekspresi kesenian rakyat,
- Menjaga tradisi Islam dan kearifan lokal tetap hidup,
- Menarik wisatawan yang ingin merasakan pengalaman autentik, bukan sekadar selfie.
Dalam Islam, budaya yang tidak bertentangan dengan syariat justru menjadi wasilah dakwah — jalan menyampaikan pesan Islam melalui seni, tari tradisi, wayang, maupun upacara adat yang Islami.
2. Hari Senin: Momentum Membangun Semangat dan Konsistensi
Mengapa Senin?
Karena Senin adalah hari Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan diutus, sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Muslim:
“Itu adalah hari aku dilahirkan dan hari aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku.”
(HR. Muslim)
Maka menjadikan hari Senin sebagai hari budaya kampung merupakan langkah cerdas dan spiritual — menghidupkan budaya sekaligus meneladani semangat Rasulullah SAW dalam membangun umat.
3. Kampung Wisata Perlu Budaya Agar Tak Hanya Jadi Objek, Tapi Subjek
Tanpa budaya, kampung wisata akan kering — hanya menjadi tempat kunjungan tanpa makna. Tapi dengan budaya:
- Masyarakat lokal menjadi pelaku utama (subjek), bukan hanya penonton,
- Anak-anak muda terlibat dalam pelestarian dan ekonomi kreatif,
- UMKM kuliner, batik, kerajinan, dan pementasan tumbuh dari tradisi yang hidup.
Senin Budaya adalah wadah membangun kemandirian, bukan ketergantungan.
4. Budaya yang Memberdayakan, Bukan Sekadar Seremonial
Jangan sampai kegiatan budaya hanya bersifat seremoni. Tapi harus:
- Terjadwal rutin, melibatkan warga semua usia,
- Mendorong literasi budaya dan sejarah kampung,
- Terhubung dengan pemasaran digital, media sosial, dan pelatihan UMKM kreatif.
Dengan begitu, kegiatan Senin Budaya bisa menjadi penggerak ekonomi, penguat identitas, dan penarik wisatawan yang berkualitas.
Jamaah sekalian,
Kegiatan budaya seperti Senin Budaya bukan sekadar pertunjukan. Ia adalah napas kampung, roh wisata, dan wujud cinta kita pada warisan lokal yang Islami dan berkarakter.
Mari kita dukung dan aktif dalam kegiatan budaya kampung. Karena dengan budaya yang hidup, kampung kita tak hanya menarik — tapi juga menginspirasi dan memuliakan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
m





