
Jumarodin, MM, Anggota (DMI) DIY Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Umat. Ketua PINBAS MUI DIY (Pusat Inkubasi Bisnis Syariah). Ketua Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PW-MOI) DPD Kota Yogya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, Lahaulaa Walaa Quwata Illaa Billah. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita semua sebagai umatnya hingga akhir zaman.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Di zaman sekarang, banyak di antara kita punya ide bagus: ingin buka usaha, ingin memberdayakan lingkungan masyarakatnya, ingin mengangkat ekonomi umat jamaah masjid, ingin menciptakan bisnis yang halal dan barokah. Tapi sayangnya, banyak ide hanya berhenti di kepala, tidak jadi gawe, tidak jadi kerja nyata, tidak jadi usaha yang produktif.
Padahal dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Apa artinya?
Artinya: perubahan besar itu dimulai dari langkah kecil. Dari tekad pribadi. Dari keberanian mengubah ide menjadi tindakan.
1. Masjid: Titik Awal Ide Menjadi Gawe
Masjid bukan hanya tempat shalat. Tapi juga tempat musyawarah, belajar, dan berinovasi untuk kebaikan umat. Di masa Rasulullah SAW, Masjid Nabawi menjadi pusat spiritual, sosial, bahkan ekonomi umat.
Maka kalau kita punya ide untuk memulai usaha syariah, masjid bisa jadi inkubator:
- Tempat kita bertemu jamaah yang bisa diajak kolaborasi.
- Tempat mencari mentor atau ustadz pembimbing.
- Bahkan bisa jadi tempat pemasaran awal: bazar, lapak Jumat berkah, koperasi masjid, dll.
2. Mulai dari Diri, Keluarga, Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad)
Kalau kita punya ide bisnis syariah, mulailah dari kebutuhan keluarga dan tetangga.
Misal:
- Ide membuat usaha jajanan halal bisa mulai dari titip ke warung tetangga.
- Ide membuat produk herbal bisa kita tawarkan ke jamaah yang butuh menjaga kesehatan.
- Ide membuka bimbingan belajar Qur’an atau skill digital bisa ditawarkan ke anak-anak jamaah.
Dari lingkaran kecil inilah usaha kita bisa berkembang, bukan hanya untuk keuntungan pribadi, tapi juga membawa manfaat bagi lingkungan.
3. Kunci Sukses: Positif, Produktif, dan Syariah
Ide yang dijadikan gawe itu harus:
- Positif: Niat karena Allah, bukan karena riya.
- Produktif: Ada hasilnya, ada manfaatnya.
- Syariah: Halal produknya, baik akadnya, jujur cara jualnya.
Jangan remehkan usaha kecil. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri.”
(HR. Bukhari)
4. Kolaborasi Jamaah: Mengubah Ide Jadi Gerakan
Kalau satu jamaah punya ide, dan jamaah lain mendukung, maka lahirlah gerakan ekonomi jamaah.
Contoh:
- Satu orang punya ide membuat katering halal, yang lain jadi reseller.
- Ada yang punya ide membuat koperasi syariah, yang lain jadi anggota aktif.
- Ada yang punya ide bikin pasar Jumat Masjid, yang lain ikut bantu promosi.
Inilah makna inkubasi bisnis syariah dari masjid, dari ide jadi kerja nyata. Dari kerja sendiri jadi kerja bersama.

Harapan: Ayo Mulai Hari Ini
Jamaah sekalian,
Kalau punya ide, jangan cuma disimpan. Ubah jadi gawe, jadi kerja, jadi usaha, asal diniatkan karena Allah, dilakukan dengan jujur, dan dengan semangat memberi manfaat.
Mulai dari lingkungan masjid, keluarga, dan tetangga. InsyaAllah, Allah akan beri keberkahan dan pertumbuhan yang tidak disangka-sangka.
“Barang siapa menanam kebaikan, Allah pasti menumbuhkan buahnya.”
Wallahu a’lam bishshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

