
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan terbaik dalam seluruh aspek kehidupan.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Sering kali kita memahami ibadah hanya sebatas shalat, puasa, zakat, dan haji. Padahal, dalam Islam, ibadah memiliki makna yang luas, yaitu segala bentuk aktivitas yang dilakukan karena Allah SWT, sesuai dengan tuntunan-Nya, dan diniatkan untuk mencari ridha-Nya.
Allah SWT berfirman dalam Surah Az-Zariyat ayat 56:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (beribadah kepada-Ku).”
Ibadah bukan hanya ritual, tetapi juga sikap hidup orang beriman. Seorang muslim yang bekerja untuk menafkahi keluarga, yang belajar, yang menolong orang lain, bahkan yang tidur—bisa mendapatkan pahala—asalkan diniatkan karena Allah.
Lalu, bagaimana caranya agar setiap aktivitas kita tercatat sebagai ibadah?
1. Niatkan karena Allah
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setiap pagi, ketika hendak bekerja, hendak berdagang, hendak belajar, atau berinteraksi—niatkan bahwa semua itu adalah bentuk ketaatan kita kepada Allah. Niat sederhana di awal akan mengubah aktivitas dunia menjadi amal akhirat.
2. Lakukan sesuai syariat dan etika Islam
Bekerja, tapi tidak curang. Berdagang, tapi jujur. Berteman, tapi tetap menjaga batas. Jika caranya halal dan baik, maka aktivitas kita diterima sebagai ibadah. Ibadah bukan hanya “apa yang dilakukan”, tapi juga “bagaimana caranya dilakukan.”
3. Sertakan dzikir dan doa dalam keseharian
Dengan terus mengingat Allah, aktivitas kita tidak menjadi rutinitas kosong. Misalnya: memulai dengan basmalah, menyebut Alhamdulillah setelah menyelesaikan pekerjaan, atau beristighfar saat merasa khilaf.
4. Berorientasi pada manfaat dan keberkahan
Orang beriman senantiasa bertanya: “Apakah yang saya lakukan ini membawa manfaat untuk orang lain?” Jika iya, maka itu adalah amal shaleh. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Ketika kita memberi manfaat dengan niat yang benar, maka kita telah beribadah.
5. Jaga hati dari riya’ dan sombong
Amal bisa gugur jika disertai riya’ (ingin dipuji). Maka jagalah hati. Jadikan setiap kebaikan sebagai persembahan pribadi kepada Allah, bukan untuk pamer di depan manusia.
Harapan:
Jamaah sekalian,
Mari kita ubah cara pandang kita: bahwa seluruh hidup kita bisa menjadi ibadah, asalkan niatnya benar, caranya benar, dan manfaatnya jelas.
Dengan begitu, seorang pedagang yang jujur, petani yang ikhlas, ibu rumah tangga yang sabar, pelajar yang sungguh-sungguh—semua bisa meraih pahala, seperti orang yang shalat dan puasa.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang beriman dan bertakwa, yang hidupnya penuh makna, dan setiap langkahnya menjadi catatan amal ibadah di sisi-Nya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
