
Sebagian Tim Ngaji Sugih PINBAS MUI DIY silaturrahmi ke STAI Yogyakarta Gunungkidul. 14/06/25.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bapak, Ibu, dan saudara-saudariku yang dimuliakan Allah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, mari kita sejenak muhasabah (introspeksi diri) melalui kegiatan yang kita sebut sebagai Ngaji Sugih. Apa itu Ngaji Sugih? Bukan hanya kajian untuk menjadi kaya secara materi (harta), tapi lebih dalam lagi: ngaji untuk menyadari makna sejati dari kekayaan menurut Islam (kaya hati).

Pertama, kita pahami dulu: apa itu “sugih” atau “kaya”?
Rasulullah SAW bersabda:
“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan sejati adalah kaya hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Subhanallah… Inilah titik mula dari Ngaji Sugih — sebuah ajakan untuk mengubah pola pikir, dari sekadar mengejar kekayaan duniawi (lewat kerja usaha ekonomi bisnis) menuju kekayaan batin, hati yang lapang, jiwa yang tenang, dan hidup yang berkah (kaya hati).

Ngaji Sugih itu muhasabah. Apakah kita selama ini merasa miskin padahal Allah telah cukupkan kita dengan rezeki-Nya? Apakah kita selalu mengeluh, dagangannya belum laku, kok baru laku sedikit, kok produksinya kurang bagus? padahal kita masih punya sehat, masih bisa shalat, masih diberi keluarga yang sayang, dan kesempatan untuk berbuat baik?

Kedua, bagaimana cara menjadi orang yang sugih hati?
- Syukur: Makin kita bersyukur, makin Allah tambahkan nikmat kita. (QS Ibrahim: 7)
- Qana’ah: Merasa cukup dengan apa yang ada, tidak iri dan dengki terhadap rezeki orang lain.
- Dermawan: Kaya bukan untuk disimpan sendiri, tapi dibagi dan memberi manfaat bagi sesama.
- Ikhlas: Tidak merasa terbebani ketika berbuat baik, apalagi untuk orang lain.
Ngaji Sugih bukan soal belajar dagang saja, tapi juga belajar bagaimana berdagang dengan jujur, amanah, dan berkah. Bukan hanya mencari untung dunia, tapi juga untung akhirat. Inilah kekayaan yang hakiki. Tidak hanya banyak harta, tapi juga bagaimana banyak peduli, banyak berbagi.

Harapan:
Mari jadikan Ngaji Sugih sebagai jalan kita mengkoreksi niat, memperbaiki amal, dan menata hati. Karena sungguh, orang yang paling sugih adalah yang paling bersyukur, paling sabar, dan paling dermawan meski tak punya apa-apa. Ingat, kisah Abdurrahman bin auf. Salah satu sahabat nabi yang dijamin masuk surga disebabkan bisnis sukses, kaya harta dan kaya hati dengan banyak berbagi (dermawan).
Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.








