Kultum Ringan yang Menggugah Hati, benarkah lelaki itu ada yang takut menikah dan perempuan takut tidak menikah? Lalu bagaimana solusinya? Berikut kultum KOPI (Kajian Online Penyejuk Iman).

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh,
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi teladan dalam membangun rumah tangga penuh cinta, tanggung jawab, dan keberkahan.

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Pernikahan adalah bagian dari sunnah Rasulullah ﷺ. Namun, hari ini kita melihat fenomena yang menggelitik sekaligus mengkhawatirkan: banyak laki-laki takut menikah. Mengapa bisa begitu? Lelaki muslim umat rasulullah ada yang menikah, perempuan muslimah umat Rasulullah ada yang takut tidak menikah? Bagaimana Islam memberi solusinya?

🔹 1. Tekanan sebagai Penanggung Jawab Nafkah

Laki-laki dalam Islam memiliki kewajiban untuk menafkahi istri dan anak-anaknya.
Sebagian pria merasa takut menikah karena:

  • Belum mapan secara finansial
  • Khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga
  • Cemas kehilangan kebebasan ekonominya

Padahal, Allah telah berjanji dalam QS. An-Nur:32:

“Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.”

Yang dibutuhkan adalah niat yang kuat dan ikhtiar yang sungguh-sungguh. Rezeki datang bersama tanggung jawab, bukan sebelum itu. Orangtua kita telah memberi contoh baik bagaimana jaman simbah kita menikah muda dan punya anak satu dua tiga empat malah ada yang lima hingga sebelas dan bisa menjalani hidup serta bahkan kebanyakan lulusan SD dan ada yang tidak lulus SD. Ingat, nikah itu ibadah.

🔹 2. Takut Gagal sebagai Suami atau Ayah

Menjadi suami dan ayah bukan hanya soal status, tapi peran besar sebagai pemimpin keluarga (qawwam).
Sebagian lelaki merasa belum siap untuk:

  • Memimpin dan melindungi istri
  • Mendidik anak dengan akhlak mulia
  • Mengambil keputusan yang bijaksana

Namun, ketakutan ini justru harus dijawab dengan belajar dan mematangkan diri. Jangan menunggu siap, tapi bersiaplah diri untuk selalu siap menjemput jodohmu kapan saja dimana saja. Niati semua itu ibadah

🔹 3. Takut Kehilangan Kebebasan Pribadi

Ada anggapan menikah berarti hidup tidak sebebas dulu—tak bisa lagi hobi, nongkrong, atau mengambil keputusan sendiri.
Tapi, dalam Islam, pernikahan bukanlah penjara, melainkan jalan untuk menenangkan jiwa dan menyempurnakan iman.

QS. Ar-Rum:21 mengatakan:

“…Dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang.”

Menikah justru membuat hidup lebih tertata dan terarah. Itu membuktikan bahwa nikah itu ibadah.

🔹 4. Trauma atau Pengalaman Buruk

Ada yang menyaksikan rumah tangga orang tuanya penuh konflik. Ada yang sering mendengar cerita perceraian, pertengkaran, hingga kekerasan.
Tapi saudaraku, jangan biarkan masa lalu orang lain mencuri masa depan kita.

Bangun rumah tangga dengan ilmu, dengan iman, dan jangan berhenti belajar dari contoh yang baik—terutama dari Rasulullah ﷺ. Bagi orang beriman, saat nikah dan setelah menikah jika ada suka bersyukur dan jika ada duka bersabar. Kedua sikap itu terpuji. Bersyukur ibadah. Bersabar juga ibadah.

🔹 5. Kurangnya Dorongan Sosial

Wanita seringkali didorong untuk segera menikah, sementara laki-laki justru diberi ruang bahkan dianggap keren jika masih sendiri di usia matang.
Padahal, Islam tidak membedakan dorongan menikah berdasarkan jenis kelamin. Yang penting adalah kesiapan lahir dan batin. Sempurnanya kesiapan itu akan diwujudkan saat sudah menikah sebagai ibadah.

🔹 6. Standar Pasangan Terlalu Tinggi

Ada pria yang terlalu idealis: ingin pasangan yang sempurna dalam agama, wajah, pendidikan, dan latar belakang. Tapi lupa bahwa menikah bukan mencari yang sempurna, tapi mencari yang sejalan menuju surga. Itulah makna sempurna menurut ajaran Islam, dunia akhiratnya saling terkait.

🔹 7. Belum Menemukan yang “Klik”

Ada yang berkata: “Saya belum menemukan yang pas.” Tapi sebenarnya, mungkin bukan belum ada yang cocok, melainkan belum serius membuka diri dan bersungguh-sungguh dalam ta’aruf.

🎯 Harapan: Siapa yang Lebih Takut?

Perempuan takut tidak menikah. Laki-laki takut salah menikah.
Kalimat ini menggambarkan dua sisi realitas.
Perempuan didorong oleh ketakutan akan keterlambatan menikah. Ingat, lambat menikah ibadah, segera menikah juga ibadah. Menikah itu nikmat dan sepanjang hayat. Tentu setiap orang ingin itu.
Laki-laki takut akan beban dan kesalahan dalam memilih pasangan. Beban dipikul berdua jadi ringan, salah bisa diperbaiki jika memilih wanita yang beragama dan mau belajar agama sepanjang hayat.

Namun ingatlah, saudaraku:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Mari kita hadapi ketakutan itu dengan iman dan tawakal. Jangan takut menikah, tapi takutlah jika menunda ibadah besar yang penuh pahala, baik lelaki maupun perempuan.

Wallāhu a‘lam bish-shawāb.
Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *