Dr. Hj. Ifah Rofiqoh, Dosen Pascasarjana UTY. Apa Itu Jembatan Surga? Siapa, Di Mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Sebuah tulisan untuk ingatkan kita semua.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Mari kita bersama-sama merenungi satu pertanyaan penting: Apa itu jembatan surga?

1. Apa itu Jembatan Surga?

Dalam istilah Islam, jembatan surga sering merujuk pada Shirath al-Mustaqim, yaitu jembatan yang dibentangkan di atas neraka Jahannam, yang harus dilalui oleh setiap manusia pada hari kiamat. Shirath ini amat halus dan tajam, lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Siapa yang selamat melewati shirath ini, insyaAllah akan sampai ke surga. Barangsiapa tergelincir, maka ia akan terjatuh ke neraka.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Kemudian jembatan akan dipasang di atas Jahannam…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun, jembatan surga bukan hanya sesuatu yang akan dilalui nanti di akhirat, tapi juga bisa dimaknai secara spiritual di dunia ini, sebagai jalan menuju surga melalui amal kebaikan, iman, dan takwa yang ikhlas yang menghiasi diri setiap muslim dan muslimat saat di dunia ini.

2. Siapa Saja yang Butuh Jembatan Surga?

Semua manusia. Tidak ada seorang pun yang luput. Baik Nabi maupun manusia biasa, semuanya akan melewati shirath. Bahkan Rasulullah ﷺ pun berdoa untuk keselamatan umat beliau saat melewati shirath.

“Tidak ada seorang pun dari kalian melainkan akan melewatinya…” (QS. Maryam: 71)

3. Di Mana Jembatan Surga Itu?

Secara akhirat, shirath terbentang di atas neraka Jahannam, menuju surga.
Namun secara dunia, jembatan menuju surga itu ada dalam hidup kita sehari-hari:

  • di masjid-masjid ada amalan jembatan surga.
  • di jalan kebaikan ada amalan jembatan surga.
  • di amal-amal saleh ada amalan jembatan surga.
  • di tangan kita saat membantu orang lain ada amalan jembatan surga.
  • di lidah kita saat menebar doa, dzikir, dan kebaikan ada amalan jembatan surga.
  • di keluarga, suami, istri, anak, kerabat keluarga besar ada amalan jembatan surga.
  • di tempat ibadah yang lama sepanjang hidup manusia juga ada amalan jembatan surga.

4. Kapan Jembatan Surga Itu Digunakan?

Jembatan itu digunakan kelak setelah hari kiamat, saat semua manusia dikumpulkan dan diadili.
Namun persiapan menyeberanginya dimulai hari ini, sekarang juga, jangan ditunda, ojo leren dadi wong apik, rajin beramal, sebab kita tidak tahu kapan kita mati.
Setiap amal kita adalah bekal atau jembatan untuk bisa menyeberang dengan selamat menuju surga.

5. Mengapa Jembatan Surga Itu Dibutuhkan oleh Setiap Hamba?

Karena surga tidak bisa dicapai tanpa melewati ujian dan perjuangan (beramal sholih).
Jembatan surga adalah bentuk keadilan Allah – sebagai ujian terakhir sebelum balasan abadi.
Dan di atasnya, ada iman, amal saleh, dan doa orang lain sangat menentukan setiap orang melewati jembatan surga dengan selamat..

6. Bagaimana Mendapatkan Jembatan Surga Itu?

Agar bisa menyeberangi jembatan surga dengan selamat, kita butuh amalan sbb:

Iman yang lurus dan benar dengan amalan nyata tiap hari.
Shalat yang khusyuk dan tepat waktu sebagai amalan harian.
Sedekah yang tulus yang dilakukan setiap hari.
Akhlak yang mulia yang menghiasi dirinya setiap hari.
Doa yang istiqamah yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh setiap hari
Tolong-menolong dalam kebaikan
Memohon syafaat Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa yang menjaga shalat, maka baginya akan ada cahaya, bukti ( sbg amalan/ bekal), dan keselamatan pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)

Harapan:
Jamaah sekalian,
Jembatan surga bukan hanya satu garis tipis di akhirat, tapi juga jalan yang kita bangun setiap hari di dunia ini. Jangan biarkan jembatan kita rapuh karena dosa dan kelalaian. Mari kokohkan jembatan surga kita dengan iman, amal, dan taubat setiap hari.

Semoga kita semua termasuk golongan yang menyeberang jembatan surga dengan selamat dan diterima di sisi-Nya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allahumma inna nas aluka (1)salamatan fiddin, (2)wa ‘afiyatan fil jasad, (3)wa ziyadatan fil ‘ilmi, (4)wa barokatan firrizqi, (5)wa taubatan qoblal maut, (6)warahmatan ‘indal maut, (7)wa maghfirotan ba’dal maut, (8)Allahumma hawwin ‘alaina fii sakarotil maut, (9)wa najaatan minannari, (10)wal ‘afwa ‘indal hisab.

Artinya:

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada Engkau akan (1)keselamatan Agama dan (2)sehat badan, dan (3)tambahnya ilmu pengetahuan, dan (4)keberkahan dalam rizki dan (5)diampuni sebelum mati, dan (6)mendapatkan rahmat waktu mati dan (7)mendapat pengampunan sesudah mati. Ya Allah, (8)mudahkanlah bagi kami waktu (sekaratul maut) menghadapi mati, dan (9)selamatkanlah kami dari siksa neraka, dan (10)ampuni waktu hisab.

Di dalam 10 doa itu ada permintaan agung, dan semuanya bisa diwujudkan melalui peran masjid sebagai pusat kehidupan umat. Mari kita simak satu per satu isi doa itu dan cara mewujudkannya sebagai jembatan amalan istiqomah menuju surgaNya:

1. Salamatan Fiddin (Keselamatan Agama). Gerakan Aqidah: shalat jamaah, taklim, pelatihan imam, pengajian keluarga/ bani. Masjid sebagai penjaga aqidah umat: 1Ajak jamaah meramaikan shalat berjamaah. 2Data dan sambung silaturrahmi dengan jamaah aktif. 3Gelar kajian ba’da shalat. 4Latih imam, khatib, muadzin. 5Aktifkan TKA/TPA/TPQ.

2. ‘Afiyatan Fil Jasad (Sehat Badan). Gerakan Kesehatan: rumah sehat, kebersihan, TOGA, olah raga jamaah. Masjid sebagai pusat pelayanan kesehatan: 1Kerja sama dengan Puskesmas atau klinik. 2Edukasi rumah sehat berbasis jamaah. 3Gerakan kebersihan masjid dan lingkungan rumah jamaah. 4Tanam TOGA dan kampanye gaya hidup sehat.

3. Ziyadatan Fil ‘Ilmi (Tambahan Ilmu). Gerakan Pendidikan dan Keterampilan
Masjid sebagai pusat peningkatan SDM: 1Pelatihan kader remaja, takmir, dan UMKM. 2Bimbingan belajar (agama dan umum). 3Pelatihan skill jamaah: kuliner, ternak, bahasa asing. 4Pelatihan manasik haji, UMKM YouTuber, dan lainnya.

4. Barokatan Fir Rizqi (Keberkahan Rizki). Gerakan Ekonomi Umat. Masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi: 1Dirikan koperasi syariah, BMT, BUMM atau UPZ. 2Kelola toko masjid, bentuk Holding UMKM jamaah. 3Manfaatkan aset masjid untuk kegiatan produktif. 4Sediakan sarana pendukung kegiatan ekonomi jamaah.

5. Taubatan Qoblal Maut (Tobat Sebelum Mati). Gerakan Dakwah Kesadaran Syariat. Masjid sebagai tempat taubat dan penguatan iman/ bangun kesadaran diri: 1Tauladan. Ajak jamaah hidup sesuai syariat. 2Sediakan sarung, mukena untuk shalat. 3Santunan muallaf, layanan jenazah. 4Bimbingan dzikir dan taubat.

6. Rahmatan ‘Indal Maut (Rahmat Saat Sakaratul Maut). Gerakan Sosial Peduli. Masjid sebagai pusat kepedulian akhir hayat: 1Jenguk dan bantu jamaah yang sakit. 2Bimbing sakaratul maut, rawat jejazah & siapkan perlengkapan jenazah. 3Gerak cepat bantu korban musibah dan bencana.

7. Maghfiratan Ba’dal Maut (Ampunan Setelah Mati). Gerakan Dzikir dan Doa
Masjid sebagai pusat ruhani umat: 1Talqin, zikir & doa bersama, ngaji/tahlilan. 2Kajian Islam dan bimbingan ruhani jamaah.

8. Hawwin ‘Alaina Fii Sakaratil Maut (Mudahkan Sakaratul Maut). Gerakan Pembinaan Akhlak Sejak Dini. Masjid sebagai pembentuk karakter mulia: 1Tanamkan akhlak Islami dan adab sejak usia dini agar saat sakaratul maut juga baik. 2Masjid sebagai tempat pembinaan akhlak

9. Najaatan Minan Nar (Keselamatan dari Neraka). Gerakan taubat, Pencegahan Maksiat dan Penyadaran Dosa. Masjid sebagai tempat bimbingan akhlak: 1Bangun budaya masjid yang Islami, hindari maksiat agar selamat dari siksa neraka. 2Masjid jadi tempat berlindung dari godaan dunia. Jadikan masjid teladan kehidupan islami.

10. Al ‘Afwa ‘Indal Hisab (Ampunan Saat Hisab). Gerakan Muhasabah dan Edukasi Ekonomi Halal. Masjid sebagai pusat perbaikan diri: 1Ajarkan introspeksi (muhasabah) agar diampuni saat hisab. 2Edukasi tentang sistem ekonomi halal dan adil. 3Masjid sebagai tempat pembinaan akhlak dalam setiap kegiatan.

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *