
Gowes Yuk! JLS Pandansimo Bantul – Kulonprogo: Seru, Sehat, dan Gembira Bareng 1001 Pesepeda
Bantul, DIY, pinbasmui.com — Ayo nikmati sensasi gowes seru di sepanjang Jalan Jalur Lintas Selatan (JLS) dari Pantai Pandansimo, Bantul hingga perbatasan Kulonprogo dan sebaliknya! Rute ini kini semakin populer sebagai destinasi favorit para penggemar sepeda karena menyajikan pemandangan pantai yang memukau, angin sepoi-sepoi khas pesisir, serta jalanan yang mulus dan landai.
Setiap akhir pekan maupun hari biasa, ratusan hingga ribuan pesepeda dari berbagai komunitas meramaikan rute ini, harapan semua pihak tentunya. Tak kurang dari 1001 goweser menyusuri lintasan ini dengan semangat sehat dan gembira setiap saat, harapannya semua pihak. Ada yang bersepeda santai, ada pula yang menjajal ketahanan fisik dengan rute pulang-pergi.
Gowes di JLS tak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga membangun kebersamaan. Banyak titik istirahat dengan warung UMKM lokal legal, halal, aman, sehat, yang siap menyambut dengan minuman segar dan makanan khas pesisir. Silahkan tanya dulu sebelum beli apakah sudah punya sertifikasi halal belum.
Yuk, sempatkan waktu untuk gowes! Ajak teman, keluarga, dan komunitasmu. Rasakan semangat sehat dan bahagia bersama gowes lainnya di JLS Pandansimo – Kulonprogo setiap saat dan akhir pekanmu.

Menurut tim wartawan mu4.co.id melaporkan dalam beritanya, diantaranya, yaitu bahwa pembangunan Jembatan Pandansimo yang menghubungkan wilayah Bantul dan Kulon Progo telah selesai. Kini, proyek strategis tersebut tinggal menunggu proses uji kelayakan sebelum resmi dibuka untuk umum.
“Uji kelayakan selesai dalam dua minggu, tetapi pelaksanaannya belum dipastikan,” ungkap Koordinator Pengawas Lapangan PPK 1.4 DIY Vederieq Yahya, dikutip dari Radar Jogja, Kamis (3/7).
Waktu pembukaan Jembatan Pandansimo untuk umum belum ditentukan karena masih menunggu proses uji kelayakan. Kontrak proyek telah rampung dua pekan lalu, dengan panjang jembatan yang awalnya 1,9 km menjadi 2,4 km akibat penyesuaian dan tambahan konstruksi seperti opitan di kedua sisi.
“Secara kontrak, jembatan ini sudah selesai. Sekarang kita tinggal menunggu uji kelayakan untuk memastikan semua fungsi dan struktur berjalan dengan aman,” ujarnya.
Jembatan Pandansimo dianggap istimewa karena mengadopsi empat teknologi canggih. Pertama, struktur utamanya menggunakan corrugated steel plate (CSP) yang ringan, kuat, dan efisien dari segi waktu serta biaya.
Kedua, teknologi lead rubber bearing (LRB) diterapkan untuk meredam energi gempa dan memperpanjang usia jembatan, sesuai dengan lokasinya yang rawan gempa.
Ketiga, jalan pendekat menggunakan dinding tanah stabil mekanis (MSE Wall) yang lebih tahan terhadap pergerakan tanah dibandingkan dinding beton biasa.
Keempat, penggunaan mortar busa sebagai material pengisi jalan pendekat, yang menjadikan struktur lebih ringan, mempercepat proses pembangunan, serta mampu meredam getaran.
Jembatan ini juga dirancang sebagai ruang publik terbuka, dengan tiga plaza di sisi barat, tengah, dan timur. Setiap plaza dilengkapi CCTV dan sistem suara, namun area tersebut bebas dari parkir kendaraan.
Sekretaris Komisi C DPRD DIY, Koeswanto, menyampaikan apresiasi atas selesainya pembangunan jembatan yang dimulai sejak 17 November tahun lalu. Ia menilai jembatan ini berperan strategis sebagai penghubung antarprovinsi dan mendukung jalur lintas selatan.
“Ini adalah aset nasional yang bisa mendorong pemerataan pembangunan dan ekonomi, khususnya di kawasan selatan DIY. Warga perlu menjaga dan merawat agar manfaatnya tidak sia-sia,” kata Koeswanto.

