
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak/Ibu, saudara-saudari yang dirahmati Allah,
Kali ini mari kita merenung sejenak:
Apakah kita sudah menjadi pribadi yang benar-benar berjiwa Pancasila?
Karena ber-Pancasila bukan hanya soal hafalan sila-silanya, seperti di medsos bilang saya Pancasila.
Bukan pula cukup dengan upacara tiap tanggal 17. Tapi ber-Pancasila adalah mewujudkan kebenaran, menegakkan keadilan, dan memperjuangkan kesejahteraan untuk semua.
1. Suka Kebenaran
Orang ber-Pancasila adalah pencinta kebenaran.
Sila Pertama menanamkan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dan Allah menyuruh kita berlaku benar:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”
(QS Al-Ahzab: 70)
Kebenaran itu tidak berubah walau dibungkus dengan hoaks dan sikap kepalsuan.
Berpihak pada kebenaran meski berat, itulah keberanian sejati.
Dalam politik, dalam ekonomi, dalam dakwah, dalam pendidikan – kebenaran harus jadi pijakan.
2. Cinta Keadilan
Orang ber-Pancasila itu cinta keadilan.
Sila Kedua dan Kelima mengajarkan:
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil akan berada di sisi Allah di atas mimbar dari cahaya…”
(HR. Muslim)
Di tengah ketimpangan sosial, tugas kita adalah mendekatkan jurang itu, bukan memperlebar.
Berani bersikap adil, mulai dari keluarga, tetangga, masjid, pasar, hingga ruang publik.
3. Mensejahterakan Rakyat
Orang ber-Pancasila tidak tega melihat rakyat susah.
Ia tidak hanya sibuk dengan kekayaan pribadi.
Ia ingat Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ber-Pancasila artinya ikut mengangkat ekonomi umat, membantu UMKM, mendorong zakat, infak, wakaf, koperasi, ekonomi gotong royong terwujud nyata tujuannya, bukan mempersulit apalagi hanya memanfaatkan sesaat untuk tujuan kampanye dan lupa janjinya .
Bahkan dalam Islam, pemimpin disebut gagal bila ada rakyatnya kelaparan.
“Tidaklah seorang pemimpin menipu rakyatnya, kecuali ia haram masuk surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Harapan:
Saudaraku,
Jangan hanya mencintai Pancasila secara simbolik, tapi wujudkan dalam sikap:
- Jujur dan cinta kebenaran
- Adil dan tidak dzalim
- Peduli dan ikut mensejahterakan rakyat
Mari kita jadi pribadi yang ber-Pancasila dengan hati dan amal, bukan sekadar kata-kata.
Karena bangsa ini butuh teladan, bukan sekadar slogan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
