
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Kita sampai pada kultum ke-300. Sebuah angka yang istimewa — mari kita tutup dengan tema besar: “Pemimpin yang Baik, Mulia di Dunia dan Akhirat.”
Karena sesungguhnya, jabatan bukan sekadar urusan dunia.
Ia adalah amanah dari Allah yang akan ditanya dan dipertanggungjawabkan.
1. Pemimpin yang Baik: Dicintai Rakyat
Pemimpin yang baik adalah yang merakyat, adil, dan amanah.
Ia tidak menjauh dari rakyatnya, tidak membebani mereka dengan kebijakan yang menyusahkan.
Ia hadir di tengah-tengah mereka, mendengarkan, melayani, dan memperjuangkan kepentingan mereka.
Maka di dunia, pemimpin seperti ini akan:
- Dicintai rakyatnya
- Didoakan oleh orang-orang shalih dan para ulama
- Dihormati oleh kawan maupun lawan
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian.”
(HR. Muslim)
2. Pemimpin yang Adil: Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat
Pemimpin yang adil mendapat tempat istimewa di sisi Allah.
Nabi SAW bersabda:
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, salah satunya adalah: PEMIMPIN YANG ADIL.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika jabatan dijalani dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan,
maka itu menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah,
bukan malah menjauhkan dari-Nya.
3. Pahalanya Terus Mengalir Bila Kepemimpinannya Melahirkan Kemaslahatan
Pemimpin yang membuat kebijakan adil, memajukan pendidikan, memberdayakan ekonomi rakyat, mendorong dakwah dan akhlak, maka pahalanya mengalir terus meski ia sudah wafat.
Nabi SAW bersabda:
“Apabila manusia mati, maka terputus amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan.”
(HR. Muslim)
Kepemimpinan yang membangun sistem kebaikan termasuk bagian dari sedekah jariyah.
4. Mulia di Dunia, Mulia di Akhirat
Pemimpin yang baik bukan hanya dipuji saat hidup,
tapi juga dikenang dalam sejarah dan didoakan setelah wafatnya.
Ia menjadi sumber inspirasi, bukan trauma.
“Pemimpin yang adil laksana cahaya di malam yang gelap. Keputusannya membawa keadilan. Sikapnya membawa keteladanan. Ucapannya penuh hikmah.”
Harapan:
Saudaraku,
Marilah kita semua menjadi pemimpin dalam lingkup kita masing-masing — di rumah, di masjid, di komunitas —
dengan meneladani sifat pemimpin yang baik:
✅ Dicintai rakyat
✅ Didoakan para ulama
✅ Dihormati kawan dan lawan
✅ Diberi naungan Allah di akhirat
✅ Pahalanya mengalir karena keadilannya melahirkan kemaslahatan
Semoga bangsa ini diberkahi dengan pemimpin-pemimpin seperti itu.
Dan semoga jika kita diberi amanah, kita bisa memimpinnya dengan takwa, kejujuran, dan cinta kepada rakyat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
