
Drs. Jumarodin, MM, Ketua PINBAS MUI DIY, Pusat Inkubasi Bisnis Syariah, dan Anggota Komisi Ekonomi MUI DIY
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, di mana kita semua berlatih untuk menjadi hamba yang bertakwa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama dari ibadah puasa adalah mencapai derajat taqwa. Namun, yang menjadi pertanyaan bagi kita semua: Bagaimana bentuk taqwa selama Ramadhan dan bagaimana mempertahankannya setelah Ramadhan?
1. Bentuk Taqwa Selama Ramadhan
Di bulan Ramadhan, kita memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Beberapa bentuk taqwa yang harus kita lakukan selama bulan Ramadhan adalah:
1. Menjalankan Puasa dengan Ikhlas
Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak diridhai Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Bukhari)
Orang yang bertakwa akan menjaga puasanya dengan sungguh-sungguh, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara hati dan perbuatan.
2. Memperbanyak Shalat dan Tilawah Al-Qur’an
Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, maka seorang yang bertakwa akan banyak membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat.” (HR. Ahmad)
Selain itu, shalat malam (tarawih dan tahajud) menjadi bagian dari ketakwaan yang harus kita jaga.
3. Memperbanyak Sedekah dan Kebaikan
Orang yang bertakwa tidak hanya fokus pada ibadah pribadi, tetapi juga peduli terhadap sesama. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau semakin dermawan di bulan Ramadhan. Maka, kita pun harus meneladani beliau dengan memperbanyak sedekah, berbagi makanan berbuka, dan membantu mereka yang membutuhkan.
4. Menjaga Lisan dan Perilaku
Bulan Ramadhan adalah waktu untuk melatih kesabaran dan mengendalikan emosi. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan jangan berbuat kejahatan. Jika ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia berkata: ‘Aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari & Muslim)
Orang yang bertakwa tidak akan membiarkan puasanya sia-sia karena perkataan dan perbuatan buruk.
5. Memperbanyak Doa dan Istighfar
Ramadhan adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda:
“Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi)
Maka, seorang yang bertakwa akan banyak berdoa, memohon ampunan, dan meminta kepada Allah agar tetap istiqamah dalam kebaikan.
2. Bentuk Taqwa Setelah Ramadhan
Setelah Ramadhan berlalu, ujian ketakwaan yang sesungguhnya dimulai. Orang yang benar-benar bertakwa tidak hanya rajin beribadah di bulan Ramadhan, tetapi juga tetap istiqamah setelahnya.
1. Menjaga Konsistensi Ibadah
Tanda taqwa yang sejati adalah tetap beribadah setelah Ramadhan. Jangan sampai setelah Ramadhan kita meninggalkan shalat malam, jarang membaca Al-Qur’an, atau kembali ke kebiasaan buruk.
Rasulullah SAW bersabda:
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara konsisten meskipun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)
Oleh karena itu, setelah Ramadhan, kita bisa tetap melaksanakan:
✅ Puasa sunnah (Senin-Kamis atau Puasa Syawal).
✅ Shalat malam dan dhuha.
✅ Tilawah Al-Qur’an setiap hari meskipun hanya beberapa ayat.
2. Menjaga Akhlak dan Perilaku
Orang yang bertakwa akan terus menjaga lisannya dari ghibah, fitnah, dan perkataan yang tidak bermanfaat. Jika di bulan Ramadhan kita bisa menahan diri dari hal-hal buruk, maka setelah Ramadhan kita harus terus mempertahankan kebiasaan baik tersebut.
3. Tetap Dermawan dan Peduli kepada Sesama
Ramadhan mengajarkan kita untuk peduli dan berbagi. Semangat ini harus kita jaga dengan tetap bersedekah, membantu fakir miskin, dan peduli kepada saudara seiman.
Allah SWT berfirman:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) di waktu lapang maupun sempit…” (QS. Ali Imran: 133-134)
4. Memperbanyak Istighfar dan Muhasabah
Setelah Ramadhan, kita harus terus bermuhasabah (evaluasi diri). Apakah ibadah kita sudah lebih baik? Apakah ada kebiasaan buruk yang kembali muncul? Seorang yang bertakwa akan selalu memperbaiki dirinya.
Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka…” (QS. Ali Imran: 135)
Maka, jangan biarkan semangat Ramadhan hilang begitu saja. Jadikan Ramadhan sebagai titik awal untuk menjadi lebih baik sepanjang tahun.
Kesimpulan
Hadirin yang dirahmati Allah,
Ramadhan adalah madrasah (sekolah) ketakwaan. Setelah satu bulan berlatih dalam ibadah dan pengendalian diri, kita harus membuktikan bahwa kita benar-benar bertakwa dengan tetap istiqamah setelah Ramadhan.
Taqwa selama Ramadhan:
✅ Menjalankan ibadah dengan maksimal.
✅ Menjaga lisan dan akhlak.
✅ Memperbanyak doa dan istighfar.
Taqwa setelah Ramadhan:
✅ Menjaga ibadah secara konsisten.
✅ Tetap peduli dan dermawan.
✅ Terus bermuhasabah dan memperbaiki diri.
Semoga kita menjadi hamba-hamba yang benar-benar bertakwa, tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi sepanjang hidup kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Wallahu a’lam bishowab.