Santri:
Assalamu’alaikum, Pak Juma. Hari ini di pondok wirausaha, kita ada acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW. Boleh saya bertanya tentang biografi Nabi?

Pak Juma:
Wa’alaikumussalam. Silakan, Nak. Justru Peringatan Maulid ini momen yang tepat untuk mengenal sejarah Nabi agar kita bisa meneladani (mencotoh, mengikuti ajaran mulia) beliau.

Biografi Nabi Muhammad SAW

Santri:
Pak, kapan Nabi Muhammad SAW lahir?

Pak Juma:
Beliau lahir pada hari Senin, 12 Rabi‘ul Awwal tahun Gajah (571 Masehi) di kota Mekah.

Santri:
Siapa nama ayah dan ibunya?

Pak Juma:
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, ibunya bernama Aminah binti Wahab.

Santri:
Lalu siapa kakeknya yang membawanya keliling Ka‘bah setelah lahir?

Pak Juma:
Kakeknya adalah Abdul Muthalib. Beliau membawa Nabi kecil mengelilingi Ka‘bah dan memberi nama Muhammad, nama yang saat itu masih jarang dipakai orang Arab.

Santri:
Siapa yang menyusui Nabi Muhammad SAW?

Pak Juma:
Pertama ibunya sendiri, lalu Tsuwaibah (budak Abu Lahab), kemudian Halimah as-Sa‘diyah dari Bani Sa‘ad yang mengasuh beliau di pedalaman.

Santri:
Kapan ayah dan ibunya meninggal?

Pak Juma:
Ayahnya meninggal ketika Nabi masih dalam kandungan, sedangkan ibunya wafat saat Nabi berusia 6 tahun.

Santri:
Lalu siapa yang mengasuh Nabi setelah itu?

Pak Juma:
Pertama kakeknya, Abdul Muthalib. Setelah kakeknya wafat, Nabi diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, sejak usia 8 tahun.

Santri:
Usia berapa Nabi wafat, Pak?

Pak Juma:
Rasulullah SAW wafat pada usia 63 tahun, tepatnya hari Senin, 12 Rabi‘ul Awwal tahun 11 Hijriyah (632 M) di Madinah.

Mengapa Umat Butuh Rasulullah

Santri:
Pak, mengapa umat ini sangat butuh Rasulullah?

Pak Juma:
Karena Allah menurunkan kitab-Nya kepada beliau untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan itu (memngamalkan isi KitabNya), maka umat nabi bisa mendapat hidayah-Nya, seperti:

  1. Hidayah ilham: insting, naluri, ghariziyyah.
  2. Hidayah hawas: pancaindra.
  3. Hidayah akal: kemampuan berpikir.
  4. Hidayah agama & syariah: wahyu melalui kenabian.

Tanpa Rasulullah, manusia hanya mengandalkan akal yang terbatas, sehingga mudah tersesat.

Rasulullah sebagai Anugerah Terindah

Santri:
Kenapa Rasulullah juga disebut anugerah terindah bagi umat manusia?

Pak Juma:
Karena beliau adalah rahmat bagi seluruh alam. Allah mengutus beliau agar manusia punya petunjuk hidup, tidak hanya mengandalkan akal. Rasulullah membawa wahyu yang menyempurnakan akhlak dan membimbing umat menuju kebahagiaan dunia-akhirat.

Tugas Rasulullah SAW

Santri:
Apa tugas Rasulullah sebagai utusan Allah?

Pak Juma:
Tugas beliau adalah menyampaikan wahyu (tabligh, transparan sesuai dengan apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan), menjadi teladan (uswah hasanah), mendidik manusia, membersihkan jiwa mereka, dan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Bukti Kerasulan Nabi

Santri:
Apa bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW?

Pak Juma:
Yang terbesar adalah Al-Qur’an, mukjizat abadi yang tidak bisa ditandingi manusia. Selain itu, beliau diberi mukjizat seperti membelah bulan, Isra’ Mi‘raj, doa yang selalu dikabulkan, serta akhlak mulia yang diakui oleh umatnya bahkan oleh musuh-musuhnya.

Kewajiban Kita kepada Rasulullah

Santri:
Kalau begitu, apa kewajiban kita sebagai umatnya?

Pak Juma:
Ada beberapa:

  1. Beriman kepadanya sebagai Rasul terakhir.
  2. Mencintai beliau lebih dari diri sendiri.
  3. Mengikuti sunnahnya dalam kehidupan.
  4. Bershalawat kepadanya dengan ikhlas.
  5. Menyebarkan ajarannya agar terus hidup di tengah umat.

Santri:
MasyaAllah, jadi Maulid Nabi ini bukan sekadar acara tahunan, tapi pengingat agar kita meneladani Nabi dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi syariah, dan kehidupan sosial.

Pak Juma:
Betul, Nak. Semoga kita bisa meneladani Rasulullah SAW, menjadikan usaha kita halal dan berkah, serta hidup kita bermanfaat bagi umat.

Santri & Pak Juma (bersama):
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad. Aamiin.

(Pak Juma – PINBAS dan Santri – Pondok Wirausaha)

Santri:
Assalamu’alaikum, Pak Juma. Hari ini pondok memperingati Maulid Nabi. Apa sebenarnya makna Maulid Nabi bagi kita, santri wirausaha?

Pak Juma:
Wa’alaikumussalam. Maulid Nabi itu bukan hanya perayaan, tapi momentum untuk meneladani perjuangan Rasulullah SAW. Beliau bukan hanya Nabi dan Rasul, tapi juga seorang pendidik, pebisnis yang jujur, pemimpin yang adil, dan teladan akhlak.

Tentang Biografi Nabi

Santri:
Pak, Nabi lahir kapan, siapa ayah dan ibunya?

Pak Juma:
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah, sekitar 571 M. Ayahnya bernama Abdullah, ibunya Aminah, dan kakeknya yang bernama Abdul Muthalib yang memberi nama Muhammad setelah dibawa mengelilingi Ka‘bah.

Santri:
Siapa yang menyusui beliau, Pak?

Pak Juma:
Pertama ibunya sendiri, lalu Tsuwaibah, dan kemudian Halimah Sa‘diyah. Sejak kecil beliau hidup sederhana tapi penuh keberkahan.

Tentang Teladan Nabi

Santri:
Pak, bagaimana caranya kita sebagai santri wirausaha bisa meneladani Nabi?

Pak Juma:
Ada banyak, Nak. Dalam pendidikan, Nabi mengajarkan mencari ilmu sepanjang hayat. Dalam kesehatan, beliau menjaga pola makan dan kebersihan. Dalam ekonomi, beliau berdagang dengan jujur tanpa riba. Dalam sosial budaya, beliau mengajarkan persaudaraan, musyawarah, dan kasih sayang.

Mengapa Umat Butuh Rasulullah

Santri:
Kenapa kita sangat butuh Rasulullah, Pak?

Pak Juma:
Karena akal manusia terbatas. Allah memberi kita hidayah berupa insting, pancaindra, akal, tapi yang paling penting adalah hidayah agama lewat wahyu yang disampaikan Rasulullah. Tanpa beliau, manusia akan tersesat. Rasulullah adalah rahmat bagi seluruh alam.

Tugas Rasul dan Bukti Kerasulan

Santri:
Apa tugas Rasul, Pak?

Pak Juma:
Tugas Rasul adalah menyampaikan wahyu Allah, menjadi teladan, mendidik manusia, dan membawa rahmat.

Santri:
Apa bukti kerasulannya?

Pak Juma:
Yang terbesar adalah Al-Qur’an, mukjizat yang abadi. Selain itu ada mukjizat membelah bulan, Isra’ Mi‘raj, doa yang dikabulkan, dan akhlak mulia yang diakui kawan maupun lawan.

Kewajiban Kita

Santri:
Kalau begitu, apa kewajiban kita kepada Nabi?

Pak Juma:
Pertama, beriman kepadanya. Kedua, mencintainya lebih dari diri kita sendiri. Ketiga, mengikuti sunnahnya. Keempat, memperbanyak shalawat. Dan yang penting, melanjutkan dakwah dan teladannya dalam kehidupan, termasuk dalam wirausaha.

Santri:
MasyaAllah, Pak Juma. Jadi Maulid Nabi ini bukan hanya seremonial, tapi momentum menyalakan semangat belajar, sehat, bekerja jujur, dan bersosial dengan baik.

Pak Juma:
Betul, Nak. Mari kita jadikan Nabi Muhammad SAW sebagai inspirasi hidup. Semoga kita bisa meneladani beliau dalam setiap langkah, termasuk dalam membangun usaha yang halal, berkah, dan bermanfaat bagi umat.

Santri & Pak Juma (bersama-sama):
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.

Kenapa Umat Islam Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?

  1. Sebagai ungkapan cinta kepada Rasulullah SAW
    – Peringatan Maulid adalah wujud rasa syukur dan cinta kepada Nabi yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju cahaya Islam.
  2. Untuk mengenang perjuangan dan teladan Nabi
    – Dengan Maulid, umat diingatkan kembali pada sejarah hidup Rasulullah: akhlak mulia, perjuangan dakwah, kesabaran, dan kasih sayang beliau kepada umat.
  3. Sebagai sarana dakwah dan pendidikan umat
    – Maulid biasanya diisi dengan kajian, shalawat, dan pengajian. Ini menjadi momentum belajar agama dan mempererat ukhuwah.
  4. Menghidupkan syiar Islam
    – Perayaan Maulid adalah bagian dari syiar, mengenalkan Nabi kepada generasi muda agar tidak jauh dari sosok teladan utamanya.

Dalil Al-Qur’an yang Menguatkan Peringatan Maulid

Memang Al-Qur’an tidak secara langsung menyebut “peringatan Maulid”, tetapi ada ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk mengingat, menasihati, dan memberi peringatan dengan kisah Rasulullah.

  1. QS. Al-Ghasyiyah: 21 “Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau hanyalah orang yang memberi peringatan.” ➝ Ayat ini menegaskan tugas Rasul adalah memberi peringatan. Maka umatnya pun dianjurkan untuk saling mengingatkan tentang risalah beliau. Peringatan Maulid adalah salah satu bentuk “peringatan” agar umat tidak lupa kepada Nabi.
  2. QS. Al-A’la: 9 “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat.” ➝ Ayat ini menegaskan bahwa peringatan tentang Nabi, risalahnya, dan keteladanannya pasti membawa manfaat bagi orang beriman.

Kesimpulan

Umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekadar perayaan lahiriah, tetapi untuk:

  • Mengingat dan meneladani Nabi.
  • Menjalankan perintah Al-Qur’an untuk memberi peringatan (QS. Al-Ghasyiyah:21, QS. Al-A’la:9).
  • Meneguhkan cinta dan syukur kepada Allah atas diutusnya Nabi sebagai rahmat bagi seluruh alam.

📌 Jadi, Maulid Nabi adalah ibadah ghairu mahdhah (ibadah sosial-keagamaan) yang tujuannya syiar, dakwah, dan pendidikan umat, selama isinya baik, bermanfaat, dan tidak bertentangan dengan syariat.

Biografi Singkat Nabi Muhammad SAW

1. Kelahiran Nabi

  • Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabi‘ul Awwal tahun Gajah (571 M) di Mekah.
  • Nama ayah beliau: Abdullah bin Abdul Muthalib.
  • Nama ibu beliau: Aminah binti Wahab.

2. Nama dan Prosesi Setelah Lahir

  • Sesaat setelah lahir, beliau dibawa kakeknya, Abdul Muthalib, mengelilingi Ka‘bah sebagai tanda syukur.
  • Sang kakek pula yang memberi nama “Muhammad”, nama yang ketika itu jarang digunakan di Jazirah Arab.

3. Susuan Nabi

  • Nabi pertama kali disusui oleh ibunya sendiri, lalu oleh Tsuwaibah (budak Abu Lahab).
  • Kemudian, beliau diasuh dan disusui oleh Halimah as-Sa‘diyah dari Bani Sa‘ad, yang membuat kehidupannya penuh keberkahan.

4. Wafatnya Orang Tua

  • Ayahnya, Abdullah, wafat ketika Nabi masih dalam kandungan.
  • Ibunya, Aminah, wafat saat Nabi berusia 6 tahun di Abwa, dalam perjalanan pulang dari Madinah.

5. Pengasuhan Nabi

  • Setelah ayah-ibunya wafat, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
  • Setelah Abdul Muthalib wafat, Nabi diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang sangat melindungi beliau sejak usia 8 tahun hingga dewasa.

6. Wafat Nabi

  • Nabi Muhammad SAW wafat di Madinah pada hari Senin, 12 Rabi‘ul Awwal 11 H / 632 M, dalam usia 63 tahun.

Mengapa Umat Membutuhkan Rasulullah SAW?

  1. Allah menurunkan wahyu kepada Nabi agar disampaikan kepada manusia sebagai pedoman hidup.
  2. Manusia diberi hidayah oleh Allah dalam empat tingkatan:
    • Hidayah Ilham: naluri/insting.
    • Hidayah Hawas: pancaindra.
    • Hidayah Akal: kemampuan berpikir.
    • Hidayah Agama & Syariah: wahyu melalui para rasul.
  3. Karena keterbatasan akal, manusia tidak bisa mengetahui kebenaran mutlak tanpa bimbingan wahyu.

Mengapa Rasulullah Disebut Anugerah bagi Umat Manusia?

  • Rasulullah SAW adalah rahmat terbesar Allah untuk seluruh alam (QS. Al-Anbiya: 107).
  • Beliau membawa ajaran tauhid, akhlak mulia, dan syariat yang menuntun manusia menuju keselamatan dunia dan akhirat.
  • Tanpa Rasulullah, manusia akan tersesat dalam kegelapan hawa nafsu dan kesesatan.

Tugas Rasulullah SAW

  1. Menyampaikan wahyu Allah (tabligh).
  2. Menjadi teladan (uswah hasanah).
  3. Membersihkan jiwa manusia (tazkiyah).
  4. Mengajarkan Al-Qur’an dan hikmah (pendidikan dan bimbingan).
  5. Menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Bukti Kerasulan Nabi Muhammad SAW

  • Al-Qur’an, mukjizat terbesar yang tak tertandingi keindahan bahasa dan kandungan isinya.
  • Mukjizat lainnya: membelah bulan, Isra’ Mi’raj, doa yang dikabulkan, dll.
  • Akhlak mulia yang diakui bahkan oleh musuh-musuhnya.
  • Keberhasilan dakwah yang mengubah peradaban dunia dalam waktu singkat.

Kewajiban Kita kepada Nabi Muhammad SAW

  1. Beriman kepada beliau sebagai Rasul terakhir.
  2. Mencintai beliau lebih dari diri sendiri.
  3. Mengikuti sunnahnya dan menjauhi larangannya.
  4. Bershalawat kepada beliau sebagai bentuk cinta dan doa.
  5. Menyebarkan ajaran beliau (dakwah).

30 cara mentauladani nabi dalam kehidupan sehari hari dalam pendididkan, kesehatan, ekonomi bisnis syariah dan sosial budaya. Berikut saya rangkum 30 cara meneladani Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari yang terbagi ke dalam empat bidang utama: pendidikan, kesehatan, ekonomi-bisnis syariah, dan sosial-budaya.


A. Pendidikan (7 cara)

  1. Belajar sepanjang hayat – Nabi menekankan pentingnya ilmu dari lahir hingga ajal.
  2. Mengajarkan ilmu dengan hikmah – mendidik dengan sabar dan penuh kasih.
  3. Memberi teladan akhlak sebelum ucapan – mendahulukan contoh nyata dibanding sekadar nasihat.
  4. Menghargai perbedaan kecerdasan – Nabi menyesuaikan cara mengajarnya dengan siapa yang diajari.
  5. Mendorong literasi – menekankan membaca, menulis, dan mencatat ilmu.
  6. Mengutamakan akhlak mulia – pendidikan bukan hanya ilmu, tapi juga budi pekerti.
  7. Mengajarkan disiplin waktu – Nabi sangat menjaga shalat tepat waktu, menjadi teladan manajemen waktu.

B. Kesehatan (7 cara)

  1. Menjaga kebersihan – “Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
  2. Makan secukupnya – Nabi mengajarkan pola makan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafas.
  3. Mengonsumsi makanan halal dan thayyib – sehat jasmani dan rohani.
  4. Berolahraga sunnah – Nabi menganjurkan memanah, berenang, dan berkuda.
  5. Istirahat yang cukup – Nabi menjaga keseimbangan antara ibadah, kerja, dan istirahat.
  6. Menjaga kesehatan mental – dengan dzikir, sabar, dan syukur.
  7. Menggunakan pengobatan herbal – seperti madu, habbatussauda, dan bekam.

C. Ekonomi dan Bisnis Syariah (8 cara)

  1. Jujur dalam berdagang – Nabi terkenal dengan gelar al-Amîn (orang terpercaya).
  2. Menghindari riba dan penipuan – transaksi harus adil dan halal.
  3. Bekerja keras dan profesional – Nabi berdagang sejak muda dengan kesungguhan.
  4. Berani mengambil risiko usaha dengan tawakkal – mengandalkan usaha dan doa.
  5. Mengutamakan keadilan dalam bisnis – tidak mengambil keuntungan berlebihan.
  6. Menolong ekonomi lemah – Nabi mendorong sedekah dan zakat.
  7. Mengajarkan kerja sama (syirkah) – bisnis berbasis kemitraan yang saling menguntungkan.
  8. Menjadikan bisnis sebagai sarana ibadah – setiap usaha diniatkan karena Allah.

D. Sosial Budaya (8 cara)

  1. Menghormati sesama manusia – tanpa membeda-bedakan suku, ras, dan status.
  2. Menjunjung tinggi keadilan – dalam keluarga, masyarakat, dan pemerintahan.
  3. Memuliakan perempuan dan anak-anak – Nabi sangat lembut dan penuh kasih kepada keluarganya.
  4. Menghargai budaya selama tidak bertentangan dengan Islam – Nabi tidak menghapus semua tradisi Arab, hanya yang bertentangan dengan tauhid.
  5. Mengutamakan musyawarah – Nabi selalu bermusyawarah dengan sahabat.
  6. Menebarkan salam dan kasih sayang – dasar hubungan sosial yang penuh rahmat.
  7. Menjaga persaudaraan umat (ukhuwah islamiyah) – mengutamakan persatuan.
  8. Mendorong sikap toleran – Nabi menghargai non-Muslim dalam kehidupan bermasyarakat.

Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Siapa yang memperingati Maulid Nabi?

  • Umat Islam di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia, Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, dan negara lain yang memiliki tradisi keagamaan Islam.
  • Biasanya diperingati oleh jamaah masjid, pesantren, majelis taklim, organisasi Islam (NU, Muhammadiyah sebagian warganya, dll.), hingga masyarakat umum.

2. Siapa yang diperingati saat Maulid Nabi?

  • Yang diperingati adalah Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
  • Fokusnya pada mengenang kelahiran beliau, keteladanan akhlak, perjuangan, dan syiar Islam yang beliau sampaikan.

3. Dimana Maulid Nabi diperingati?

  • Di masjid, mushola, pesantren, sekolah, kampus, majelis taklim, hingga rumah-rumah warga.
  • Ada juga yang diperingati di alun-alun atau tempat terbuka dengan skala besar (misalnya Maulid Akbar).

4. Kapan Maulid Nabi diperingati?

  • Pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.
  • Di Indonesia biasanya pemerintah juga menetapkannya sebagai hari libur nasional.

5. Mengapa Maulid Nabi diperingati?

  • Sebagai bentuk syukur kepada Allah atas lahirnya Nabi Muhammad SAW.
  • Untuk menguatkan kecintaan (mahabbah) kepada Rasulullah.
  • Sebagai momen dakwah dan pendidikan dengan mengingatkan umat akan ajaran Islam.
  • Untuk meneladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari.

6. Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi?

Tradisi bisa berbeda di tiap daerah, tetapi umumnya:

  • Pembacaan shalawat dan barzanji/diba’ (kisah kelahiran Nabi).
  • Ceramah/kajian agama tentang kehidupan dan perjuangan Nabi.
  • Doa bersama untuk keselamatan umat.
  • Santunan anak yatim dan fakir miskin.
  • Gotong royong dan syukuran (misalnya kenduri, tumpengan, grebeg Maulud di Keraton Yogyakarta dan Solo).
  • Festival budaya Islami, seperti pawai seni obor, kirab, hingga lomba hadroh dan tilawah.

📌 Jadi, Maulid Nabi bukan sekadar perayaan lahirnya Rasulullah, tapi juga momentum mengingat, meneladani, dan meneguhkan kembali kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.

Empat sifat utama Nabi Muhammad SAW (shidiq, amanah, tabligh, fathonah) adalah inti keteladanan akhlak beliau. Kalau kita tarik ke kondisi kekinian, sifat-sifat ini justru sangat relevan untuk pribadi, masyarakat, bahkan pemimpin bangsa.


1. Shidiq (jujur, benar)

  • Dulu: Nabi selalu berkata benar, tidak pernah berdusta, bahkan musuh pun mempercayainya.
  • Sekarang:
    • Jujur dalam bekerja dan berbisnis (tidak menipu konsumen, tidak manipulasi data).
    • Jujur dalam politik dan pemerintahan (tidak korupsi, tidak janji palsu).
    • Jujur dalam pergaulan sosial dan media (tidak sebar hoaks).
      👉 Relevansi: Di era banyaknya kebohongan publik dan berita palsu, sifat shidiq menjadi fondasi kepercayaan.

2. Amanah (dapat dipercaya, bertanggung jawab)

  • Dulu: Nabi selalu menjaga titipan orang lain, melaksanakan tugas Allah dan umat dengan penuh tanggung jawab.
  • Sekarang:
    • Amanah dalam jabatan publik (mengelola pajak, anggaran negara dengan benar).
    • Amanah sebagai guru/dosen/orangtua dalam mendidik anak.
    • Amanah sebagai pengusaha atau pekerja (tidak merugikan orang lain).
      👉 Relevansi: Di tengah krisis kepercayaan terhadap pejabat dan tokoh publik, sikap amanah adalah modal utama membangun integritas.

3. Tabligh (menyampaikan kebenaran)

  • Dulu: Nabi menyampaikan wahyu Allah dengan jelas, tanpa ditutup-tutupi, walaupun berisiko ditolak dan disakiti.
  • Sekarang:
    • Menyampaikan informasi yang benar, bermanfaat, dan tidak menyesatkan.
    • Pemimpin harus berani bicara jujur kepada rakyat.
    • Aktivis dakwah, akademisi, dan jurnalis harus menyuarakan kebenaran.
      👉 Relevansi: Di era banjir informasi dan manipulasi opini, tabligh penting agar masyarakat tidak terjebak kebohongan.

4. Fathonah (cerdas, bijaksana)

  • Dulu: Nabi dikenal sangat cerdas dalam berdiplomasi, mengambil keputusan, dan menyelesaikan konflik (misalnya peristiwa peletakan Hajar Aswad).
  • Sekarang:
    • Pemimpin harus cerdas mengelola negara dan teknologi.
    • Umat Islam perlu fathonah menghadapi era digital, ekonomi global, dan perubahan zaman.
    • Cerdas bukan hanya intelektual, tapi juga emosional dan spiritual.
      👉 Relevansi: Di tengah tantangan globalisasi, krisis moral, dan teknologi AI, umat sangat membutuhkan kecerdasan yang holistik ala Nabi.

✅ Jadi, keempat sifat Nabi itu tidak pernah usang. Justru semakin modern zaman, semakin terasa pentingnya:

  • Shidiq → melawan hoaks & fitnah
  • Amanah → melawan korupsi & pengkhianatan
  • Tabligh → melawan manipulasi informasi & keberanian bicara kebenaran
  • Fathonah → melawan kebodohan, kesalahpahaman, dan ketidakadilan

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *