Hewan Kurban Sapi

Ngobrol Angkringan: Ilmu Titen Blonjo Sapi Qurban Agar Tidak Keblondrok

Hewan Kurban Domba

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah memberi kita kesempatan dan umur panjang hingga hampir tiba di hari yang agung, yaitu Hari Raya Idul Adha. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqamah hingga akhir zaman.

Dalam beberapa hari ke depan, panitia qurban, relawan, dan para pencari hewan qurban akan mulai menjalankan amanah besar dari para shohibul qurban—yakni mencarikan hewan qurban terbaik. Tapi di sinilah ujian amanah itu dimulai. Jangan sampai kita sebagai pencari hewan qurban justru keblondrok—salah pilih, kena harga mahal, tapi kualitas dan proyeksi dagingnya mengecewakan.

Maka penting bagi kita untuk memiliki ilmu titen. Apa itu ilmu titen? Ilmu titen adalah ilmu yang didapat dari pengamatan dan pengalaman bertahun-tahun, yang menjadikan seseorang bisa mengenali kualitas hewan tanpa alat ukur—cukup dengan mata, kebiasaan, dan kepekaan.

Seperti disampaikan dalam Obrolan Angkringan Jagal Qurban bersama para ahli dan praktisi, ilmu titen ini memungkinkan kita memperkirakan berat badan sapi dan hasil dagingnya tanpa harus menimbang atau mengukur dengan meteran. Pengalaman adalah guru terbaik. Maka panitia qurban atau pencari hewan harus terus belajar dan terlibat langsung agar terlatih dalam ilmu titen.

Namun bukan hanya itu, kita juga harus waspada terhadap penyakit hewan, seperti PMK atau cacing hati. Tanda-tandanya bisa dilihat dari tampilan luar: bulu njegrag, mata sayu, telinga kepleh, dan feses yang mencret. Semua itu perlu diwaspadai agar qurban yang kita sembelih nanti benar-benar tayyib dan halal, serta memberikan manfaat maksimal kepada yang menerima.

Ada juga strategi ekonomis yang bisa diterapkan, yakni membeli sapi 4–5 bulan sebelum Idul Adha, kemudian dititip pelihara kepada peternak yang amanah. Ini lebih hemat dan lebih terukur. Tapi tentu perlu perencanaan dan kesiapan dana dari jauh-jauh hari.

Mari kita tunaikan ibadah qurban ini dengan penuh amanah, dengan ilmu, dan dengan niat tulus karena Allah SWT. Jangan sekadar menggugurkan kewajiban. Tapi jadikan ini sebagai amal terbaik kita, membantu sesama, dan menunjukkan bahwa ibadah ini juga membutuhkan kecerdasan dan kepekaan sosial.

Semoga kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang cerdas dalam ibadah, teliti dalam memilih, dan amanah dalam menjalankan titipan.

Wallahu a’lam bish shawab.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ngobrol Angkringan: Ilmu Titen Blonjo Sapi Qurban Agar Tidak Keblondrok

Menjelang hari Raya Qurban Takmir Masjid, Panitia Qurban dan relawan menjalankan amanah shohibul Qurban untuk mencarikan hewan qurban. Banyak upaya yang dilakukan para pemburu hewan qurban supaya bisa amanah dan tidak mengecewakan shohibul qurban. Sebagai upaya membantu para pemburu sapi qurban Jaringan Jagal Indonesia menyelenggarakan kegiatan obrolan angkringan ilmu titen blonjo sapi qurban biar tidak keblondrok atau kemahalan.
Acara berlangsung pada hari Ahad jam 19.30 di Masjid Gede Mataram Kotagede, Yogyakarta.

Lutfi dari Jogokariyan memberikan pengantar bahwa ada fenomena bahwa orang yang dipercaya mencari sapi qurban hanya itu saja. Fenomena tersebut boleh saja apabila orang tersebut amanah dan murni ibadah tidak ada kepentingan lain. Dan shohibul qurban puas tidak merasa dikecewakan sesuai dengan niat dan kondisi yang ada.
Harapan shohibul qurban mendapatkan sapi yang bagus dalam artian dengan harga yang murah namun menghasilkan daging qurban yang banyak, itu semua butuh ilmu dan pengalaman. Tujuannya dalam menjalankan amanah dari shohibul Qurban bisa memberikan kepuasan maksimal.
Pengetahuan secara akademis keilmuan dalam menaksir sapi sangat penting.
“Namun pengalaman juga penting , dari pengamatan dan pengalaman yang dilakukan terus menerus dan berulang akan menjadikan kebiasaan yang disebut ilmu Titen,” jelas Lutfi yang diamini oleh Eko IB dari komunitas yang sama.

“Dengan ilmu Titen tanpa harus menimbang berat badan dan mengukur lingkar badan dengan meteran bisa memperkirakan berat sapi dan proyeksi daging yang akan dihasilkan” Tambah Lutfi.

Dosen Fakultas Peternakan UGM Cuk Tri Noviandi menyampaikan bahwa menurut teori akademis bahwa untuk mengetahui proyeksi hasil daging yang dihasilkan ketika disembelih dengan melakukan penimbangan berat badan hidup dan di ukur lingkar badan sapi.
Setiap jenis akan berbeda dengan karkasnya.
” Namun ketika seseorang dipercaya mencarikan sapi untuk qurban akan menjadi merepotkan kalo membawa timbangan dan meteran.
Jadi memang pengalaman dan ilmu Titen membuat orang bisa tau kondisi sapi baik bobot dan proyeksi daging hanya dengan melihat fisik sapi tersebut ” jelas nya.
Namun mencari sapi qurban juga harus jeli melihat kondisi sapi saat akan menjatuhkan pilihan. Penyakit sapi selain PMK adalah cacing hati.
“Secara visual sapi yang terkandung cacing hati bisa ditengarai dengan kulit yang kurang bersinar, bulu bagian punggung kasar njegrag, telinga tidak tegak (kepleh) mata sayu dan mencret” tambah Pak Cuk.
Sebenarnya ketika sapi di sembelih dan ketahuan bahwa ada cacing di hati hewan qurban kalo parah dibuang dikubur. Namun bila diketahui ada cacing tapi kondisi hati masih utuh itu masih bisa dikonsumsi.
” Dengan catatan daging dimasak sempurna pada suhu didih. Tidak boleh di masak setengah matang seperti disate” jelasnya.

Menurut sesepuh Juru Sembelih Halal (Juleha) Jogja Antok Listianto bahwa sepanjang pengalaman menjadi pencari sapi qurban dari beberapa jenis sapi yang ada dirinya pada lima tahun terakhir menjatuhkan pilihan pada jenis sapi perah pejantan. Bukan sapi perah betina.
Dengan pertimbangan sapi perah tulangnya kecil hampir sama dengan sapi Bali.
“Jadi perbandingan berat daging lebih banyak. Dibanding jenis sapi yang lain.”
Menurutnya akan lebih murah membeli sapi pada 4 atau 5 bulan sebelum hari Raya Idul Qurban . Dengan perjanjian titip pelihara sampai hari Raya qurban.
“Kondisi seperti ini dilakukan bila dana longgar dan jamaah telah siap jauh sebelum hari Idul Qurban.
Juga harus melakukan kerjasama dengan peternak yang amanah.” Jelas Antok.

Berbeda dengan ketika pembelian sapi qurban mendekati hari H menurut mas Izwar dari keluarga peternak besar bahwa dengan kondisi tersebut memilih sapi bisa dilihat dari katuranggan. Yaitu bentuk sapi yang ideal. Dengan tubuh tegap punggung datar juga bokong atau pantat bulat berisi, dada lebar.
Jenis sapi yang ada bisa limousin, sapi putih, sapi Bali, sapi Madura dan sapi perah. Kesemuanya jenis mempunyai kelebihan masing masing.
” Adapun sebagai dasar pemilihan sapi yang paling penting sapi sehat proyeksi daging banyak dipilih pada ciri sapi dengan kepala lebar, mocong pendek dan warna moncong dengan tracak sapi sama” tutur mas Iswar yang dibenarkan oleh Mbah Abe dari komunitas Sorpring dan Juru Sembelih Halal Jogja.

Acara obrolan angkringan berakhir pukul 22.00 dengan taburan door prize pisau jagal, pisau kelet dan lainnya. Sajian menu makanan khas angkringan sego kucing dan gorengan menjadikan suasana keakraban Jogja.

Rep Kusnadi KIM Berbah n Arief H

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

2 thoughts on “News: KOPI Tentang Ilmu Titen Blonjo Sapi Qurban Agar Tidak Keblondrok”
  1. Menarik sekali strategi ekonomis yang dibahas dalam acara ini. Membeli sapi beberapa bulan sebelum Idul Adha dan menitipkannya kepada peternak yang amanah memang terlihat lebih hemat dan terukur. Namun, apakah semua orang memiliki akses ke peternak yang bisa dipercaya? Ilmu Titen yang dijelaskan oleh Lutfi juga sangat berguna, terutama bagi yang tidak memiliki alat ukur. Acara ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menciptakan suasana keakraban dengan makanan khas angkringan. Apakah ada rencana untuk mengadakan acara serupa di daerah lain? Bagaimana dengan kendala yang mungkin dihadapi dalam menerapkan strategi ini? Menurut saya, ini adalah inisiatif yang bagus untuk mendukung UMKM dan koperasi syariah. Apakah ada program lanjutan yang akan dilakukan oleh MUI DIY untuk mendukung pelaku usaha?

    1. PINBAS MUI DIY punya dua kegiatan utama yaitu pendampingan usaha bisnis syariah dan koperasi syariah plus jurnalis preneur. tulisan ini bisa dibaca karena kegiatan jurnalis preneur. kita ingin setiap UMKM, koperasi, dan jamaah masjid yang berkegiatan ekonomi bisa mandiri mewartakan apa yang dilakukan lewat web pinbasmui.com…. semangat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *