Elis Zuliati Anis, Ph.D, Dosen Ilkom UAD.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah menciptakan ilmu sebagai cahaya kehidupan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sang pembawa risalah ilmu, yang mendorong umatnya untuk terus belajar dari buaian hingga liang lahat.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Kita hidup di era digital — era yang ditandai dengan kecepatan informasi, kekuatan komunikasi, dan kemajuan teknologi. Di sinilah kita perlu memahami ilmu informasi dan komunikasi serta teknologi digital (ICT) sebagai alat dakwah, alat promosi, dan alat pemberdayaan umat.

Apalagi kini, di Yogyakarta, telah hadir 169 kampung wisata, yang sangat membutuhkan dukungan ilmu dan teknologi informasi agar bisa berkembang, mandiri, dan dikenal dunia.


1. Ilmu Informasi dan Komunikasi: Jantung Pemasaran Kampung Wisata

Tanpa komunikasi yang baik, potensi wisata tidak akan diketahui. Tanpa informasi yang benar, wisatawan tidak akan datang.

Ilmu komunikasi mengajarkan:

  • Cara menyampaikan pesan secara efektif,
  • Mengelola citra positif kampung wisata,
  • Berinteraksi dengan wisatawan secara ramah, Islami, dan profesional.

Sedangkan ilmu informasi membantu:

  • Mengolah data wisata, jumlah pengunjung, tren pengeluaran, dan lainnya,
  • Menganalisis kebutuhan wisatawan untuk inovasi layanan,
  • Membuat keputusan berbasis data, bukan hanya insting.

2. Teknologi Digital: Sayap Perjuangan Kampung Wisata

Rasulullah SAW bersabda:

“Sampaikanlah dariku walau satu ayat.”
(HR. Bukhari)

Di era digital, satu klik bisa menjadi dakwah, satu unggahan bisa menjadi promosi, dan satu video bisa menjadi pintu rezeki bagi kampung wisata.

Manfaat IT dan digital marketing untuk kampung wisata:

  • Website dan media sosial untuk promosi paket wisata dan UMKM,
  • Sistem pemesanan online untuk homestay dan pemandu lokal,
  • Konten edukatif Islami tentang budaya lokal yang santun.

Tanpa teknologi, potensi kampung hanya diketahui warga sekitar. Tapi dengan internet dan media digital, potensi kampung bisa mendunia — halal travel dari Yogyakarta bisa menjangkau wisatawan Malaysia, Brunei, bahkan Eropa.

3. Kolaborasi Digital: Kunci Keberlanjutan 169 Kampung Wisata

Ilmu ICT bukan hanya untuk promosi, tapi juga pengelolaan dan kolaborasi antar kampung wisata. Dengan digital tools:

  • Kepala kampung wisata bisa saling berbagi info dan jadwal event,
  • UMKM bisa berbagi pasar dan saling promosi lintas kampung,
  • Media kampung bisa jadi ruang inspirasi dan dokumentasi kebaikan.

Inilah hakikat digital gotong royong — gotong royong berbasis teknologi.

Jamaah sekalian,
Kampung wisata di Kota Yogyakarta bukan hanya ruang ekonomi, tapi juga ruang dakwah, ruang edukasi, dan ruang kolaborasi. Agar semua potensi ini hidup dan menghidupi umat, kita butuh ilmu informasi, komunikasi, dan teknologi digital.

Mari kita belajar, memanfaatkan, dan mengajarkan ilmu digital kepada para pengelola kampung, UMKM, karang taruna, dan ibu-ibu kreatif.
InsyaAllah, dengan ICT yang beretika dan Islami, kampung wisata kita tidak hanya dikenal, tapi juga diberkahi.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *