
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah memberikan rezeki kepada siapa saja yang Ia kehendaki, dari arah yang terkadang tak kita sangka. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, teladan terbaik dalam berdagang, penuh kejujuran dan keberkahan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Hadirin sekalian,
Dalam sebuah acara bazar UMKM syariah, kita tentu berharap tiket yang terjual banyak akan berbanding lurus dengan jumlah pengunjung yang hadir. Tiket awal terjual 1.500, target tamu minimal 700 orang. Stand bazar pun lengkap: 20 dari anggota inkubasi bisnis syariah, dan 20 dari UKM mitra luar. Tapi kenyataannya… yang datang ternyata kurang dari 300 orang, bahkan itu sudah termasuk para penjual.
Namun ternyata, yang hadir kurang dari 300 orang, termasuk penjualnya. Maka wajar, manusiawi jika muncul kekecewaan. Tapi mari kita simak bagaimana Islam mengajarkan kita untuk tetap optimis dan mencari solusi yang berkah.
1. Tawakal Setelah Ikhtiar
Allah ﷻ berfirman: “…Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 159)
Kita sudah berusaha — promosi, menjual tiket, menyiapkan tempat, dan mengundang tamu. Tapi ketika hasilnya berbeda, bukan berarti gagal. Bisa jadi Allah sedang menguji keikhlasan, kesabaran, dan kreativitas kita untuk terus berinovasi.
2. Evaluasi dan Solusi: Bukan Menyalahkan, Tapi Menyusun Ulang Strategi
Berikut beberapa pertanyaan evaluatif yang bisa kita renungkan:
✅ Segmentasi dan realisasi target market: Apakah 1.500 tiket itu betul-betul dibeli oleh calon pembeli, atau oleh panitia dan komunitas internal?
Segmentasi dan realisasi target market: Apakah 1500 tiket yang terjual benar-benar dibeli oleh calon pembeli? Apakah promosi kita menjangkau orang yang butuh dan mampu beli?
✅ Promosi yang menjangkau dengan tepat:
Apakah promosi kita menjangkau segmen yang butuh dan mampu membeli?
Daya tarik lokasi & kenyamanan pengunjung: Apakah tempatnya mudah diakses? Apakah ada pengisi acara yang mengundang massa?
✅ Daya tarik dan kenyamanan acara: Apakah tempat mudah diakses, parkir cukup, ada acara pendukung, MC yang menarik, hiburan atau edukasi yang menambah minat?
✅ Sinergi antar stand: Apakah antar pelaku UMKM saling mendukung? Atau justru sibuk jualan masing-masing tanpa semangat kolaborasi?
Sinergi antara penjual: Apakah antar stand saling mendukung, atau justru bersaing ketat tanpa kolaborasi, saling dukung?
3. Solusi Jualan Berbasis Syariah di Saat Sepi
Pertama: Praktikkan mu’awanah (saling tolong-menolong dalam ekonomi). Dorong sesama pelaku UMKM untuk saling membeli produk. Bukan sekadar jualan, tapi membangun ekosistem ekonomi syariah yang saling menopang.
Bersinergi antar pelaku UMKM: Jangan hanya tunggu pembeli, jual-beli antar sesama peserta bisa menjadi alternatif untuk menggerakkan ekonomi internal. Ini disebut mu’awanah ekonomi syariah.
Kedua: Manfaatkan media sosial secara live. Jangan tunggu pengunjung. Gunakan waktu bazar untuk live jualan via TikTok, Instagram, atau Shopee Live. Produk tetap bisa dibeli meski pengunjung sedikit.
Berdayakan media sosial secara live. Live TikTok, IG, dan marketplace bisa digunakan langsung saat bazar berlangsung. Produk tetap bisa terjual meski pengunjung offline sepi.
Ketiga: Ambil database dan follow-up. Bangun hubungan jangka panjang. Catat nomor pengunjung, masuk ke grup WhatsApp pelanggan. Lanjutkan penawaran produk secara rutin dan edukatif.
Buat database pengunjung dan follow-up. Ambil data pengunjung yang hadir. Buat grup WA pelanggan agar bisa ditawarkan produk setelah acara. Jadi event ini jadi momentum branding jangka panjang.
Keempat: Dokumentasi dan refleksi. Buat dokumentasi foto/video yang menarik, dan kirimkan ke media komunitas. Ini adalah bahan branding yang bisa digunakan untuk event berikutnya.
Harapan:
Setiap kekecewaan bisa menjadi peluang positif, ladang pahala, bila disikapi dengan sikap baik, seperti sikap sabar dan langkah perbaikan. Mari tetap bersemangat dalam berwirausaha, sebab bisnis syariah bukan semata soal uang saja — tapi juga lainnya termasuk soal keberkahan, kebersamaan, dan kontribusi untuk umat. Bisnis itu tidak hanya soal profit (untung cuan), tapi juga benefit (untung relasi, pengalaman, keceriaan, dll).
Semoga usaha kita diberkahi dan diberikan jalan keluar terbaik oleh Allah setiap menghadapi masalah demi masalah dengan solusi yangterbaik.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Catatan: Ujian dalam Bisnis, dan Solusinya dalam Paket Syariah
Hari ini kita belajar dari sebuah peristiwa nyata. Sebuah event direncanakan dengan optimisme tinggi. Tiket awalnya terjual 1.500, prediksi tamu minimal 700 orang. Namun, yang datang ternyata kurang dari 300. Bahkan itu sudah termasuk para penjual di 40 stand bazar UMKM — 20 dari anggota dan 20 dari pelaku UKM lain.
Apa hikmahnya?
Dalam bisnis, terutama bisnis syariah, kita tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga belajar dari ketetapan Allah.
Allah SWT berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
Tiga Hikmah dan Solusi dari Kegagalan Target
1. Evaluasi: Kejujuran dalam muhasabah
Evaluasi adalah bagian dari proses syariah. Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang jujur dan selalu memperbaiki strategi berdagangnya. Kita harus berani bertanya:
- Apakah strategi promosi sudah tepat?
- Apakah segmentasi pasar sesuai?
- Apakah waktu dan tempat pelaksanaan mendukung?
2. Bangun Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Dalam Islam, berdagang adalah ibadah — dan ibadah yang diberkahi adalah yang penuh ukhuwah.
“Pedagang yang jujur dan amanah akan dibangkitkan bersama para nabi, orang-orang shiddiq, dan syuhada.” (HR. Tirmidzi)
Maka, mari jadikan kejadian ini pemicu untuk inkubasi bisnis syariah yang saling menopang. Bangun kolaborasi antar stand: tidak hanya jualan, tapi saling promosikan, saling beli, saling bantu pemasaran.
3. Rancang Ulang dengan Prinsip Barokah
Syariah mengajarkan kita: rezeki itu bukan di jumlah, tapi di barokah. Bisa jadi sedikit pembeli tapi loyal. Sedikit yang datang, tapi justru mereka adalah kunci jaringan besar berikutnya.
Maka, solusi berikutnya:
- Libatkan komunitas dan relawan sejak awal (agar mereka ikut merasa memiliki event).
- Gencarkan pra-event dengan edukasi atau kegiatan sosial.
- Sediakan layanan purna-acara: misalnya katalog digital UMKM peserta, video testimoni, dll. Ini bagian dari follow-up berkelanjutan.
Harapan:
Jangan kecewa, jangan menyerah. Dalam syariah, jualan bukan hanya cari uang — tapi juga jalan untuk berbagi manfaat, membangun silaturrahim, dan melatih kesabaran.
Mari kita kuatkan niat, benahi ikhtiar, dan tawakkal dengan penuh harap pada Allah.
