
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah mempertemukan kita dalam suasana penuh berkah pada hari ini, Ahad, 18 Mei 2025, dalam rangka pengukuhan pengurus DPD PW-MOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) Kota Yogyakarta.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan kita semua dalam menyampaikan kebenaran dengan hikmah dan kelembutan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Izinkan saya menyampaikan sedikit kultum singkat tentang makna simbolis tumpeng yang hadir dalam prosesi pengukuhan hari ini.
Tumpeng: Simbol Syukur dan Tauhid
Dalam budaya Nusantara, terutama tradisi Jawa, tumpeng bukan sekadar hidangan. Ia adalah simbol rasa syukur kepada Allah atas nikmat, pencapaian, dan harapan ke depan.
Bentuk kerucut tumpeng melambangkan arah vertikal manusia kepada Tuhan, bahwa semua keberhasilan adalah dari-Nya, dan kepada-Nya pula kita kembali menggantungkan segala harapan.
Ini sejalan dengan makna tauhid, bahwa dalam setiap perjuangan — termasuk perjuangan media — yaitu media online Indonesia, kita harus meniatkan segalanya lillahi ta’ala.
Tumpeng: Filosofi Kepemimpinan dan Kebersamaan
Biasanya yang membabar, bukan memotong istilah jawanya, tumpeng adalah pimpinan, pembina, lalu dibagikan kepada anggota. Ini mengandung makna:
- Seorang pemimpin adalah pelayan bagi anggotanya.
- Dalam organisasi seperti PWMOI, keberhasilan tidak ditentukan satu orang, tapi oleh kerja sama dan kekompakan seluruh anggota, dari pembina, penasehat, pengawas, hingga pengurus,.
- Setiap lauk dalam tumpeng mewakili perbedaan. Ada ayam, telur, urap, tempe, dan lain-lain — namun semuanya hadir bersama dalam satu sajian. Inilah falsafah keragaman yang menyatu dalam visi misi yang sama di organisasi seperti PW-MOI DPD Kota YK.
Tumpeng: Harapan dan Doa Bersama
Tumpeng juga sering diiringi dengan doa dan harapan. Maka hari ini, tumpeng yang kita hadirkan adalah doa agar PW-MOI tumbuh menjadi organisasi wartawan online yang profesional, jujur, dan berkembang penuh dedikasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Harapan:
Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita jadikan momen pelantikan ini sebagai langkah awal memperkuat ukhuwah, memperbaiki niat, dan membangun media yang mencerdaskan umat dengan semangat amar makruf nahi munkar.
Semoga Allah memberkahi setiap langkah pengurus dan anggota PW-MOI, semuanya, dimana pun berada, menjadikannya wadah perjuangan dakwah informasi yang amanah dan membawa maslahat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Makna Tumpeng dalam Tradisi Jawa
Tumpeng, dengan bentuk kerucutnya, melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk ini mencerminkan filosofi “Manunggaling Kawula Gusti,” yaitu kesadaran bahwa manusia harus selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Selain itu, tumpeng juga melambangkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Dalam perayaan, tumpeng menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah diberikan.
Relevansi Tumpeng dalam Pelantikan PWMOI
Dalam konteks pelantikan PWMOI, pembabaran, bukan pemotongan dalam istilah jawa, tumpeng dapat dimaknai sebagai:
- Ungkapan Syukur: Sebagai bentuk rasa syukur atas terbentuknya organisasi dan harapan akan perjalanan yang sukses ke depannya.
- Simbol Kepemimpinan: Pembabaran (bukan Pemotongan) tumpeng oleh pemimpin organisasi melambangkan kesiapan dan tanggung jawab dalam memimpin serta memberikan kesempatan kepada yang lain.
- Pemersatu Anggota: Tumpeng juga mempunyai makna kebersamaan, hal ini terbukti bahwa orang menyajikan tumpeng jika ada acara atau upacara yang disertai dengan makan bersama.
Dengan demikian, kehadiran tumpeng dalam pengukuhan PW-MOI bukan sekadar tradisi, tetapi juga sarat makna yang mencerminkan nilai-nilai spiritual, kepemimpinan, dan kebersamaan yang penting dalam menjalankan organisasi.


