Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Saudaraku,
Makin bertambah usia, menjadikan kita manusia yang mampu menempatkan diri dalam posisi yang semestinya. Tak perlu merasa hebat sendirian, tak perlu takut ketika ditinggalkan, tak harus putus asa saat gagal, tak harus lupa di tengah keberhasilan. Akan ada masa kita berada di posisi tertekan. Menjadi suruhan, menjadi orang yang tak dihargai akan setiap pekerjaan yang kita lakukan. Selama proses kehidupan berjalan, kita akan merasakan memilih dan menerima. Ada saat di mana kita dihadapkan pada keputusan yang sulit, ada masanya kita tidak bisa memilih. Ada waktu ketika kita butuh memeluk orang lain untuk menunjukkan dukungan kita. Tapi ada waktu ketika harus menolak memeluk mereka, karena dukungan kita akan disalah-gunakan…

Pergumulan batin menjalani dari satu masa ke masa berikutnya, tentu tidaklah mudah, memerlukan kesabaran dan keteguhan…

Hidup ibarat tangga yang terus naik. Dan setiap tangga yang kita naiki adalah sebuah ilmu, pengalaman, umur dan kedewasaan yang akan terus bertambah seiring perjalanan waktu. Pada saatnya nanti, cepat atau lambat tangga yang kita naiki akan rapuh, seakan tidak kuat lagi menopang beban kita, hingga akhirnya jatuh ke bawah. Hidup hanya sementara, persiapkan diri kita sebaik-baiknya. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana kita akan jatuh ke bawah…

Bersabarlah di kala sulit, berbagilah ketika ada, akan terasa indah karena saling melengkapi. Karena itu, jangan terlalu sedih ketika semuanya pergi, hilang dan terjatuh. Semua akan kita sikapi dengan sabar dan syukur pada masanya…

Saudaraku,
Sesungguhnya berbagai ujian dari Allah Azza wa Jalla yang membuat kita semakin lebih dekat dan cinta dengan-Nya itu jauh lebih baik daripada nikmat yang membuat kita lalai dari-Nya…

Saudaraku,
Salamah bin Dinar rahimahullah berkata,

‏شيئان إذا عمِلت بهما أصَبْت بهما خير الدنيا والآخرة:
تعمل ما تكره إذا أحبَّه اللَّه، وتترك ما تحب إذا كرهه اللَّه.

“Ada dua perkara yang jika engkau lakukan maka engkau akan meraih kebaikan dunia dan akhirat; engkau melakukan apa yang tidak engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla mencintainya, dan engkau tinggalkan apa yang engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla membencinya.”

(Al Ma’-rifah wat Tarikh, jilid 1 hlm. 381)

Saudaraku,
Teruslah beramal karena Allah Azza wa Jalla, agar peluh kita tak sia-sia. Agar lelah kita menjadi lillah (karena Allah). Jangan kita hentikan amal kita karena berlinang air mata kecewa yang menghadang jalan kita. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tak pernah luput hitungan-Nya. Ia akan senatiasa meninggikan setiap hamba-Nya yang senantiasa berihtiar hingga jatuh bangun menyempurnakan pengabdian pada-Nya…

Saudaraku,
Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili mengatakan,

ظَنُّ الْمَرْءِ مِيْزَانُ عَقْلِهِ, وَفِعْلُهُ أَصْدَقُ شَاهِدٍ عَلَى أَهْلِهِ

“Prasangka seseorang adalah neraca akalnya dan perbuatannya adalah saksi paling jujur atas dirinya.”

(Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berihtiar menyempurnakan pengabdian kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *