
Jumarodin, MM, Ketua PINBAS MUI DIY. Pusat Inkubasi Bisnis Syariah untuk Semua.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mengajarkan kepada kita makna ketaatan, pengorbanan, dan keikhlasan melalui syariat ibadah kurban. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia mengikuti petunjuknya.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Hari-hari ini kita kembali dipertemukan dengan bulan Dzulhijjah, bulan yang penuh keutamaan, terutama pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyriq (11–13 Dzulhijjah).
Ibadah kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tapi ia adalah lambang ketaatan, keikhlasan, dan solidaritas sosial. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 37:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu…”
1. Sebelum Hari Nahar: Persiapan dan Niat yang Ikhlas
- Bagi yang hendak berkurban, dianjurkan untuk meniatkannya dengan ikhlas hanya karena Allah.
- Disunnahkan untuk tidak memotong kuku dan rambut sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah hingga hewan kurbannya disembelih (HR. Muslim), sebagai bentuk pengagungan terhadap ibadah kurban.
- Pilih hewan kurban yang terbaik—sehat, tidak cacat, cukup umur—karena Allah tidak menerima kecuali yang baik-baik.
2. Selama Hari Nahar (10 Dzulhijjah): Waktu Utama Berkurban
- Penyembelihan kurban dilakukan setelah salat Idul Adha. Jika disembelih sebelum salat, maka tidak sah sebagai kurban, hanya menjadi daging biasa (HR. Bukhari-Muslim).
- Dianjurkan bagi yang mampu untuk menyembelih sendiri atau minimal menyaksikannya.
- Bacalah “Bismillahi Allahu Akbar, hadza minka wa laka” saat menyembelih, sebagai bentuk penyerahan kepada Allah.
3. Hari-hari Tasyriq (11–13 Dzulhijjah): Waktu Masih Terbuka untuk Berkurban
- Jika belum sempat berkurban pada 10 Dzulhijjah, maka waktu masih terbuka hingga 13 Dzulhijjah sebelum matahari terbenam.
- Hari-hari tasyriq adalah juga hari untuk memperbanyak takbir, tahmid, tahlil, sebagaimana disebutkan dalam hadits: “Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)
4. Setelah Kurban: Hikmah dan Keberlanjutan
- Daging kurban dibagikan, dengan prinsip: sepertiga untuk yang berkurban, sepertiga untuk kerabat dan sahabat, sepertiga untuk fakir miskin.
- Jangan lupa: ibadah kurban adalah momen berbagi dan mempererat ukhuwah. Bukan sekadar ritual tahunan.
- Jadikan semangat kurban sebagai simbol pengorbanan diri kita dari hawa nafsu, egoisme, dan cinta dunia yang berlebihan.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Ibadah kurban mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS—dua insan luar biasa yang menunjukkan makna totalitas ketaatan dan keikhlasan kepada Allah.
Nabi Ibrahim berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu.”
Ismail menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat: 102)
Mari kita ambil hikmah: bahwa pengorbanan sejati bukanlah pada hewannya, tapi pada kesungguhan hati untuk mendekat kepada Allah.
Harapan: Doa itu harapan.
“Ya Allah, terimalah kurban kami, niat kami, dan jadikanlah hidup kami penuh pengorbanan dan keikhlasan dalam menaati-Mu.” Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


