
Dr. Ifah Rofiqoh, Dosen Ekonomi UTY dan Pengurus PINBAS MUI DIY.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin,
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita rezeki, akal, dan tenaga untuk mencari nafkah secara halal. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada kita pentingnya hidup dengan tolong-menolong, jujur, dan saling memberdayakan.
Jamaah dan saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah,
Hari ini mari kita renungkan satu hal penting:
Kenapa kita sering belanja jauh-jauh, bahkan ke toko besar atau minimarket luar, padahal produk yang kita cari sebenarnya sudah dibuat oleh tetangga kita sendiri, anggota koperasi kita, warga satu kampung, satu desa, satu kecamatan, bahkan satu kabupaten?
1. Islam Mendorong Kita Mengutamakan Tetangga dan Jamaah Sendiri
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak sempurna iman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, jika kita tahu tetangga kita berjualan, terutama sabun cuci piring, sabun cuci pakaian, dan pewangi laundry, dan kita butuh itu, maka mendukung usaha mereka adalah bagian dari keimanan dan tanggung jawab sosial di sekitar kita.
Kalau kita beli produk mereka, kita bukan cuma dapat sabun, tapi juga dapat pahala karena membantu saudara sendiri yang sedang produksi dan jualan.
2. Produk Lokal Bukan Kelas Dua: Kualitas Bisa Setara, Harganya Lebih Bersahabat
Banyak orang ragu: “Apa sabun buatan UMKM bisa bersaing dengan produk pabrik?”
Jawabannya: Bisa. Bahkan sudah terbukti!
Sekarang sudah ada anggota koperasi kita yang mampu membuat:
- Sabun cuci piring 1 liter kualitas bersih maksimal
- Sabun cuci pakaian 1 liter yang lembut dan wangi
- Pewangi laundry 1 liter yang tahan lama
Kenapa kita masih belanja ke toko besar, jika yang kualitasnya setara, harganya lebih hemat, dan produsennya adalah tetangga sendiri dan sebagian keuntungan juga masuk ke koperasi kita?
3. Belanja di UMKM Kita: Ekonomi Tumbuh, Koperasi Maju
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“…supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.”
(QS. Al-Hasyr: 7)
Artinya, jangan sampai uang kita hanya mengalir ke pemilik toko besar, sementara tetangga kita yang berjuang mandiri justru tidak kita dukung. Padahal produknya dijual di koperasi kita.
Bayangkan jika seluruh warga dan anggota kopersi:
- Beli sabun dari tetangga yang dijual di koperasi
- Beli sayur dari petani lokal yang dijual di koperasi
- Beli snack dari ibu-ibu UMKM yang dijual di koperasi
Maka ekonomi kita akan berputar di dalam lingkungan kita sendiri, menciptakan kemandirian ekonomi umat, bukan ketergantungan kepada orang lain yang punya toko besar.
4. Belanja Lokal: Ukhuwah, Silaturahmi, dan Barakah
Ketika kita belanja ke UMKM tetangga yang dijual di koperasi:
- Kita menyapa
- Kita mendoakan
- Kita memperkuat rasa saling percaya
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang memudahkan urusan saudaranya, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
Harapan: Mulai dari Diri Kita Hari Ini
Mari kita ubah pola belanja kita. Kalau ada sabun, makanan, minuman, atau produk lain dari UMKM tetangga kita sendiri dan dijual di koperasi kita, maka utamakan mereka dulu. Karena dukungan kecil kita, bisa menjadi nafas panjang bagi usaha mereka yang juga untuk keperluan keluarganya, SPP nya dan kebutuhan keluarga lainnya.
“Ya Allah, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang saling tolong-menolong dalam kebaikan. Berkahi usaha warga kami, usaha koperasi kami, dan kuatkan persaudaraan kami dalam ekonomi yang mandiri dan penuh keberkahan dalam wadah koperasi ini.”
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Renungan:
Pernahkah kita berpikir: kenapa warung tetangga sepi? Kenapa pedagang kecil di kampung kita tutup satu per satu? Salah satu jawabannya adalah karena kita lebih memilih belanja ke tempat yang jauh atau ke toko besar, padahal barang yang kita cari sebenarnya sudah tersedia di UMKM tetangga kita sendiri.
1. Prinsip Islam: Utamakan yang Dekat dan Berdayakan Sesama
Islam mengajarkan ukhuwah (persaudaraan) dan ta’awun (saling membantu). Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika kita ingin usaha kita maju, maka dukunglah juga usaha tetangga. Kalau kita ingin dagangan laris, belanjalah dulu ke tetangga, ke pasar desa, ke UMKM satu kampung. Karena setiap rupiah yang kita belanjakan ke mereka akan kembali lagi ke lingkungan kita—membayar sekolah anak mereka, memperbaiki rumah mereka, dan menghidupkan ekonomi kampung kita.
2. Belanja ke UMKM: Membantu, Bukan Sekadar Transaksi
Belanja ke UMKM bukan hanya soal harga, tapi soal keberpihakan dan keberkahan. Toko besar tidak akan tahu siapa kita. Tapi kalau kita belanja ke UMKM tetangga:
- Kita bantu ekonomi mereka langsung.
- Kita jalin silaturahmi.
- Kita ikut menciptakan lingkungan yang mandiri dan sejahtera.
3. Keutamaan Belanja ke Pasar Tradisional dan Pedagang Kecil
Rasulullah SAW biasa datang ke pasar, menyapa para pedagang kecil, dan bahkan menegakkan keadilan ekonomi di pasar. Ini contoh nyata bahwa Islam memandang penting aktivitas jual beli yang adil, lokal, dan menghidupi masyarakat kecil.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hasyr ayat 7:
“…agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.”
Artinya, jangan sampai uang hanya berputar di mal dan toko besar, tapi mari kita putar uang kita di kampung kita, desa kita, kecamatan kita—supaya semua bisa tumbuh bersama.
Penutup: Ayo Mulai dari Diri Sendiri
Kalau ada tetangga kita yang jual sayur, beli di sana.
Kalau ada warga kita yang jual sabun cuci, nasi uduk, jilbab, kopi, atau pewangi laundry — dukung mereka.
Mungkin lebih murah seribu di tempat lain, tapi di tetangga kita ada keberkahan dan silaturahmi.
“Ya Allah, berkahilah usaha-usaha kecil di kampung kami. Jadikanlah kami termasuk orang yang gemar menolong sesama dan mendahulukan kebaikan bagi tetangga kami.” Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
