
Jumarodin, MM, Anggota (DMI) DIY Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Umat. Ketua PINBAS MUI DIY (Pusat Inkubasi Bisnis Syariah). Ketua Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PW-MOI) DPD Kota Yogya
Tema “Sadar Diri, Tahu Diri, Tahu Batas, dan Tahu Pantas adalah Jalan Hidup Orang Beriman dan Bertakwa”, yang menyentuh sisi spiritual, sosial, dan akhlak Islami dalam kehidupan sehari-hari kita
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kita waktu, nafas, dan kesadaran untuk terus memperbaiki diri. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, manusia paling tahu diri dan paling tahu pantas dalam hidupnya.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Hari ini kita renungkan bersama empat hal penting yang sering terdengar ringan, tapi sangat dalam maknanya:
Sadar diri, tahu diri, tahu batas, dan tahu pantas.
Empat hal ini adalah fondasi akhlak orang beriman, baik di rumah, di tempat kerja, di masjid, maupun di dunia maya.
1. Sadar Diri: Hidup Adalah Amanah
Sadar diri artinya kita paham siapa kita, dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup.
Allah berfirman:
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.”
(QS. Az-Zariyat: 56)
Berarti, apa pun profesi dan status kita hari ini — pengusaha, pegawai, ibu rumah tangga, pelajar — semua adalah ladang ibadah, bukan ajang pamer. Orang yang sadar diri tidak akan sombong saat naik, dan tidak putus asa saat jatuh, karena dia tahu semuanya titipan Allah.
2. Tahu Diri: Rendah Hati dan Tidak Merasa Paling
Tahu diri membuat kita tidak gampang menuntut orang lain, tapi lebih fokus memperbaiki diri.
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang mukmin itu cermin bagi saudaranya.”
(HR. Abu Daud)
Tahu diri juga berarti tidak memaksakan diri berada di tempat yang bukan porsinya, tidak ingin tampil terus, dan tahu kapan waktunya diam. Kita tahu kelebihan kita, tapi juga sadar banyak kekurangan. Maka lahirlah sifat tawadhu (rendah hati).
3. Tahu Batas: Hidup dengan Etika dan Syariat
Banyak orang tergelincir bukan karena tidak pandai, tapi karena tidak tahu batas.
- Batas bicara
- Batas bercanda
- Batas rezeki halal dan haram
- Batas aurat
- Batas interaksi lawan jenis
- Batas waktu ibadah dan waktu kerja
Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
(QS. Al-Baqarah: 190)
Tahu batas itu tanda ketaqwaan. Orang bertakwa akan selalu menjaga adab, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun. Misalnya: tidak menyela bicara, tidak curi start, tidak asal berkomentar di media sosial.
4. Tahu Pantas: Hidup Penuh Harga Diri dan Kehormatan
Tahu pantas artinya kita menjaga kehormatan diri, tidak murahan, tidak memalukan diri sendiri dengan tingkah yang tidak berkelas.
- Tahu pantas saat berpakaian
- Tahu pantas saat berbicara
- Tahu pantas dalam pergaulan
- Tahu pantas saat diundang atau tidak diundang
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya di antara yang didapati manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.”
(HR. Bukhari)
Orang yang tahu pantas akan hidup anggun dalam iman, sederhana tapi penuh martabat.
Penutup: Hidup Penuh Adab, Itulah Takwa
Jamaah sekalian,
Empat hal ini — sadar diri, tahu diri, tahu batas, tahu pantas — adalah cermin orang bertakwa. Tidak perlu hebat dulu, tidak perlu viral dulu. Yang penting beradab dulu, istiqomah dulu.
Mari kita mulai dari diri sendiri, di rumah, di masjid, di tempat kerja, dan bahkan di grup WhatsApp. Semoga Allah senantiasa membimbing kita menjadi hamba yang tahu tempatnya di dunia ini — sebagai khalifah, bukan penguasa; sebagai hamba, bukan raja.
Wallahu a’lam bishshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

