Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan bumi dan langit beserta seluruh isinya untuk dijaga dan dimakmurkan oleh manusia. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, teladan utama dalam menjaga amanah kehidupan, termasuk menjaga lingkungan.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Hari ini, izinkan saya mengangkat kisah inspiratif dari Padukuhan Sangurejo, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, DIY. Sebuah kampung yang dulu dikenal sebagai kawasan padat, kumuh, dan miskin, namun kini menjelma menjadi ikon nasional dan internasional dalam program lingkungan hidup berbasis masyarakat.

Sangurejo: Dari Kumuh ke Panggung Dunia

Sangurejo hari ini dikenal sebagai pionir Program Kampung Iklim (ProKlim). Pada tahun 2024, Sangurejo menjadi satu-satunya kampung di DIY yang meraih Tropi ProKlim Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK RI). Tak hanya itu, mereka bahkan mendapat apresiasi global dari UNESCO dan UN-ECOSOC.

Kini Sangurejo sedang menapaki jalan menuju status ProKlim Lestari, sambil membina lebih dari 10 lokasi ProKlim baru di Sleman dan Kulon Progo. Ini bukan sekadar prestasi, tapi buah dari semangat gotong royong, edukasi, dan dakwah lingkungan.

Inovasi Berbasis Masjid dan Masyarakat

Apa rahasia sukses Sangurejo?

  1. “Sedekah Sampah” Berbasis Masjid
    Masyarakat mengubah sampah menjadi sedekah. Sampah dikumpulkan, dipilah, dijual, dan hasilnya digunakan untuk program sosial dan kemaslahatan jamaah.
  2. Konservasi Air dan Energi Terbarukan
    • Mereka membangun Embung Kaliaji sebagai lumbung air kampung.
    • Memanfaatkan panel surya untuk penerangan publik dan mengedukasi desain rumah hemat energi.
  3. Agroforestri dan Ketahanan Pangan
    • Pekarangan diubah menjadi kebun pangan dan tanaman obat.
    • Mereka tidak hanya menanam, tapi juga mengolah hasilnya menjadi produk bernilai tambah.
  4. UMKM Halal dan Kreativitas Ekonomi
    • Ada 18 kuliner halal, termasuk Soto Rempah dan Mamoci.
    • Ecoprint dan produk daur ulang menjadi unggulan kreatif.
    • Bahkan ada salak ProKlim sebagai simbol pertanian hijau.

Pelajaran Dakwah dari Kampung ProKlim

Jamaah yang dirahmati Allah,
Apa yang dilakukan oleh Sangurejo adalah bagian dari dakwah bil hal (dakwah melalui perbuatan nyata). Mereka tidak hanya membicarakan pentingnya menjaga bumi, tetapi mewujudkannya dalam aksi kolektif yang berdampak nyata.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya dunia ini hijau dan indah, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di atasnya, untuk melihat bagaimana kalian bertindak.”
(HR. Muslim)

Dan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, setelah (Allah) memperbaikinya…”
(QS. Al-A’raf: 56)

Maka, siapa pun yang menjaga lingkungan, memperbaiki kampung, menanam pohon, mengelola sampah, dan menolong sesama jamaah dengan produk halal yang berkah, mereka semua sedang menjalankan misi kekhalifahan di muka bumi.

Harapan: Saatnya Masjid Menjadi Pusat ProKlim Umat

Sangurejo telah membuktikan bahwa kampung dengan masjid sebagai pusatnya bisa menjadi agen perubahan global. Dari masjid, lahir “sedekah sampah”. Dari pekarangan warga, lahir ketahanan pangan. Dari usaha jamaah, lahir produk halal yang mendunia.

Kini saatnya kita semua meneladani Sangurejo, menggerakkan jamaah menuju kampung hijau yang mandiri, kreatif, dan tangguh terhadap perubahan iklim.

Mari kita jadikan masjid sebagai pusat solusi, bukan hanya pusat doa.
Masjid sebagai pusat keteladanan, bukan hanya pusat seremonial.
Masjid sebagai pusat perubahan, bukan hanya tempat keluhan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Konsep Proposal Awal Pendaftaran PROKLIM

Nama Kampung/Komunitas: Dusun Hijau Lestari

Lokasi: Desa Hijau, Kecamatan Rindang, Kabupaten Segar, Propinsi Sehat

1. Latar Belakang

Dusun Hijau Lestari memiliki berbagai kegiatan masyarakat yang relevan dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, seperti pengelolaan sampah berbasis RT, penghijauan kawasan, dan pertanian ramah lingkungan. Untuk memperkuat dan mengakui upaya tersebut, maka diperlukan langkah nyata mendaftarkan dusun ini dalam Program Kampung Iklim (PROKLIM).


2. Tujuan

  • Mengikuti program PROKLIM sebagai bentuk komitmen masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
  • Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam adaptasi iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
  • Mendapatkan pengakuan pemerintah atas inisiatif komunitas ramah lingkungan.

3. Kegiatan Adaptasi yang Sudah Dilakukan

  • Pembuatan biopori dan sumur resapan di halaman rumah warga.
  • Pengelolaan air limbah rumah tangga untuk irigasi kebun.
  • Penguatan ketahanan pangan dengan kebun sayur mandiri dan vertical garden.
  • Edukasi warga terkait kesiapsiagaan bencana (banjir dan kekeringan).

4. Kegiatan Mitigasi yang Sudah Berjalan

  • Pengelolaan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan Bank Sampah “Barokah Lestari”.
  • Pemanfaatan komposter rumah tangga dan pengolahan sampah organik.
  • Penanaman pohon di lahan kosong dan jalur hijau dusun.
  • Penggunaan lampu tenaga surya di titik-titik jalan lingkungan.
  • Mendorong warga menggunakan kendaraan non-emisi (sepeda/berjalan kaki).

5. Rencana Pengembangan (Ke Depan)

  • Mengembangkan Eco-Tourism berbasis edukasi lingkungan.
  • Menambah fasilitas bank sampah unit di tingkat RT.
  • Mengembangkan energi alternatif seperti biogas dari limbah ternak.
  • Melibatkan sekolah dan remaja masjid dalam edukasi lingkungan.

6. Dukungan Masyarakat dan Pemerintah Desa

Program ini mendapat dukungan penuh dari kepala dusun, tokoh masyarakat, Karang Taruna, PKK, serta Pemerintah Kalurahan Tamanan.


7. Penutup

Dengan pengajuan keikutsertaan dalam Program Kampung Iklim (PROKLIM), kami berharap kegiatan warga Dusun Hijau Lestari dapat lebih terstruktur, mendapat pembinaan teknis, serta menjadi inspirasi bagi kampung lain dalam mewujudkan masyarakat tangguh iklim dan ramah lingkungan.

PROKLIM adalah singkatan dari Program Kampung Iklim, yaitu sebuah program nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta pengurangan emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan di tingkat tapak (desa/kelurahan atau komunitas).


Tujuan Utama PROKLIM:

  1. Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim (adaptasi).
  2. Mengurangi emisi gas rumah kaca dari kegiatan sehari-hari (mitigasi).
  3. Mengapresiasi dan memberi pengakuan terhadap aksi nyata masyarakat yang berkontribusi menjaga lingkungan.

Contoh Kegiatan Adaptasi (Ketahanan Terhadap Iklim):

  • Pengelolaan air (tadah hujan, embung, sumur resapan)
  • Pertanian tahan iklim (varietas unggul, tumpangsari, pertanian organik)
  • Sistem peringatan dini bencana (banjir, kekeringan)
  • Ketahanan pangan lokal

Contoh Kegiatan Mitigasi (Pengurangan Emisi):

  • Pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
  • Bank sampah dan komposting
  • Penggunaan energi terbarukan (biogas, panel surya)
  • Penanaman pohon dan penghijauan
  • Transportasi ramah lingkungan

Manfaat PROKLIM bagi Masyarakat:

  • Lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, dan lestari
  • Mendapatkan sertifikat dan penghargaan dari pemerintah
  • Meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga
  • Mendapat dukungan dalam bentuk pembinaan, fasilitasi, hingga peluang kemitraan

Tingkatan Pengakuan dalam PROKLIM:

  1. PROKLIM Pratama – untuk masyarakat yang mulai bergerak.
  2. PROKLIM Madya – untuk masyarakat yang sudah rutin melakukan aksi adaptasi dan mitigasi.
  3. PROKLIM Utama – untuk masyarakat yang sudah terintegrasi dengan sistem pembangunan daerah.
  4. PROKLIM Lestari – untuk masyarakat yang berkelanjutan dan menjadi percontohan nasional.

Siapa yang Bisa Mengikuti PROKLIM?

  • RT/RW, dusun, desa, kelurahan, sekolah, atau komunitas yang memiliki kegiatan nyata dalam menjaga lingkungan dan menghadapi perubahan iklim.

Kesimpulan:
PROKLIM adalah wadah kolaboratif antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mewujudkan kampung atau komunitas yang tangguh terhadap perubahan iklim dan ramah lingkungan. Ini bagian dari jihad lingkungan yang berdampak luas untuk generasi kini dan masa depan.

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *