Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, suri teladan sempurna dalam hijrah lahir dan batin.

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi berpindah makna hidup. Hijrah adalah panggilan bagi siapa saja yang ingin berubah — dari gelap menuju cahaya, dari maksiat menuju taat, dari kelalaian menuju kesadaran iman.

Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 20:

“Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan mereka itulah orang-orang yang menang.”

Hijrah adalah tolok ukur keimanan. Dalam Al-Qur’an, kata hijrah selalu dekat dengan kata iman dan jihad. Artinya, hijrah sejati tak bisa dilakukan kecuali oleh orang yang hatinya hidup — yang yakin pada janji Allah dan siap meninggalkan keburukan demi ketaatan.

Apa Itu Hijrah?

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata:

“Hijrah adalah kembali kepada Allah dengan taubat — dari kemaksiatan menuju ketaatan.”

Hijrah bukan cuma pindah tempat, tapi pindah niat dan arah hidup.

Allah berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 50:

“Maka berlarilah kamu kepada Allah.”

Artinya, jangan diam dalam dosa. Jangan terlena dalam maksiat. Jangan menunda tobat. Lari! Segera! Bersegeralah hijrah kepada Allah — sebelum datang ajal, sebelum hati semakin keras.

Konsekuensi Hijrah

Hijrah itu berat. Maka Allah janjikan pahala besar. Dalam QS. Ali Imran: 195, Allah menjanjikan:

Ampunan dosa, surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan balasan terbaik bagi orang yang berhijrah karena Allah.

Tapi perlu kita ingat: hijrah itu totalitas. Bukan setengah hati.

Hijrah bukan hanya meninggalkan rokok, tapi masih senang ghibah.
Hijrah bukan cuma pakai baju syar’i, tapi hatinya masih dengki.
Hijrah bukan hanya ke pengajian, tapi usahanya masih riba.

Hijrah adalah transformasi utuh: niat, sikap, ibadah, akhlak, bahkan pilihan hidup.

Muhasabah Diri

Saudaraku,
Kini saatnya kita berhijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan. Mari kita tanyakan pada diri kita:

  • Apakah aku masih menunda-nunda taubat?
  • Apakah aku masih nyaman dalam dosa kecil?
  • Apakah aku benar-benar ingin hidup dalam ridha Allah?

Jika jawabannya iya, maka segera hijrah.

Ingat, Allah tidak pernah menyia-nyiakan orang yang bertaqwa dan sabar.
Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Yusuf ayat 90:

“Sesungguhnya barang siapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”

Harapan:

Hijrah adalah perjuangan seumur hidup. Kita semua punya masa lalu, tapi jangan biarkan masa lalu mencuri masa depan. Mari kita songsong hari esok dengan iman, taubat, dan semangat menjadi lebih baik.

Semoga Allah karuniakan kita kekuatan untuk hijrah total — dari kelam maksiat menuju cahaya ketaatan, dari lalai kepada taqwa, dari dunia menuju akhirat.

Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.

Wallahu a’lam bishawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MUHASABAH Prof Dr. Sutrisno, M.Ag, UIN

HIJRAH SECARA TOTALITAS DARI KEMAKSIATAN MENUJU KEPADA KETAATAN

Saudaraku,
Hijrah satu kata yang sangat indah. Satu kalimat untuk mengungkapkan makna kembali dan perbaikan. Kembalinya seorang hamba kepada Rabb-Nya dalam ketaatan…

Allah Azza wa Jalla berfirman,

الذين ء45امنوا وهاجروا وجاهدوا في سبيل الله بأموالهم وأنفسهم أعظم درجة عند الله , وأولئك هم الفائزون

“Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”

(QS. At-Taubah: 20)

Dalam Al Qur’an tidak kurang dari 31 kata yang berasal dari kata Hajara atau Hijrah. Dari jumlah itu tidak kurang dari 6 ayat yang menyebutkan kata Hajaruu (orang-orang yang berhijrah) bergandengan dengan kata Aamanuu (orang-orang yang beriman) dan Jahaduu (orang-orang yang berjihad). Ayat yang dikutip di atas adalah salah satunya. Belum lagi kata Hajaruu diiringi dengan kata Fillah (karena Allah) atau Fi Sabiilillah (di jalan Allah). Ini berarti betapa erat kaitan hijrah dengan iman. Hijrah sama sekali berbeda dengan Migrasi, hijrah adalah terminologi khas Islam yang landasanya iman kepada Allah Azza wa Jalla. Jadi hijrah menjadi tolok ukur keimanan seseorang. Orang yang benar-benar beriman tentu tidak akan merasa berat melakukan hijrah. Sebaliknya, orang yang tidak melakukan hijrah menunjukan lemah atau tidak sempurna imannya…

Saudaraku,
Imam Ibnu Rajab rahimahullah mendefinisikan makna hijrah yaitu,

الرجاعون إلى الله بالتوبة من المعصية إلى الطاعة.

“Kembali kepada Allah dengan bertaubat dari maksiat kepada ta’at.”

Mengenai firman Allah Azza wa Jalla,

ففروا إلى الله. (سورة 51 الذاريات 50)

“Dan bersegeralah lari kembali kepada Allah.”

(QS. Adz-Dzariyat: 50)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya, Risalah Tabukiyah: “Bahwa hijrah ada dua bentuk, hijrah badan (fisik) dan hati. Terutama hijrah hati (hijrah kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya) terkait dua hal, min (dari) dan ila (kepada). Konsekuensi dari hijrah kepada Allah Azza wa Jalla adalah totalitas, yakni mengalihkan semua, kecintaan, ibadah, takut, harap, tawakkal, doa, dan ketundukan dari selain Allah Azza wa Jalla kepada Allah Azza wa Jalla semata. Hijrah pada Rasul-Nya adalah, kesediaan mengikuti sunnah Rasul-Nya secara totalitas, meskipun hal ini menjadikan orang yang meniti jalan ini dianggap asing dan tidak populer…

Secara makna hijrah dapat di maknai, meninggalkan atau berubah menuju yang lebih baik, atau berpindah dari yang buruk kepada hal yang lebih baik…

Sebagaimana Allah Azza wa Jalla berfirman,

و اصبر على ما يقولون و اهجرهم هجرا جميلا. (سورة 73 المزمل 10)

“Dan bersabarlah terhadap ucapan mereka yang menyakitkan dan hindari/tinggalkan mereka dengan cara menghindar/meninggalkannya dengan baik.”

(QS. Al-Muzzamil: 10)

Sebagai titik awal perubahan (mendapat hidayah, baik hidayah taufiq dan hidayah bayan, hidayah untuk mengenal Islam, dan hidayah saat sudah di dalam Islam), tentu hal ini mengharuskan sebuah konsekuensi…

Apa konsekuensi sebuah hijrah? Allah Azza wa Jalla berfirman menjelaskan,

فألذين هاجروا و أخرجوا من ديارهم واوذوا في سبيلي و قاتلوا و قتلوا لأكغرن عنهم سيئاتهم و لأدخلنهم جنات تجرى من تحتها الأنهار ثوابا من عند الله ، و الله عنده حسن الثواب. (سورة 3 ال عمران 195)

“Maka, orang-orang yang berhijrah dan di usir/di keluarkan paksa dari kampung halamannya, yang disakiti di jalanku, (sampai dalam tahapan berperang yang konsekuensinya) memerangi atau di perangi, pasti Aku hapuskan darinya kesalahan-kesalahannya, dan pasti Aku masukkan mereka ke surga yang di dalamnya ada sungai-sungai, sebagian sebuah anugerah di sisi Allah, dan Allah pada sisi-Nya ada pahala yang baik.”

(QS. Ali-Imran: 195)

Saudaraku,
Sebuah hijrah adalah totalitas dalam perubahan, mereka adalah orang-orang yang kembali, orang-orang yang ingin mengubur masa-masa kelam mereka, dalam kekufuran, kesyirikan, dosa, maksiat, dan berusaha untuk bersimpuh, memperbaiki diri, dan kembali kepada Rabb-Nya dengan pertaubatan yang bersungguh-sungguh…

Ingat selalu firman Allah Azza wa Jalla,

إنه من يتق و يصبر فإن الله لا يضيع اجر المحسنين.

“Sesungguhnya barang siapa bertaqwa dan bersabar, maka Allah tiada akan menyiakan pahala orang yang telah bertaubat kebaikan.”

(QS. Yusuf: 90)

Memaknai Hijrah selain seperti apa adanya sesuai peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga yang terpenting adalah memaknai, merefleksikan serta merealisasikannya dalam laku kekinian pada semua dimensi ruang dan waktu pada pribadi, organisasi, masyarakat bahkan Negara…

Melawan keterbelengguan keterbelakangan, penjara irasionalitas dan kebodohan, penyanderaan kejahiliyahan, ketidak-produktivitasan mentalitas spiritual, dan kegelapan masa depan dengan keberanian serta pengorbanan berhijrah menuju loncatan melakukan perubahan, mengamputasi sisi kejahiliyahan yang masih melekat, melakukan percepatan spiritual dalam keseharian, dan bergerak menuju cahaya kejayaan dan keberkahan…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berhijrah menjauhi kemaksiatan dan meningkat ketaatan untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahu a’lam bishawab

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *