Kak Juma dan Kak Tetra sepakat hidup itu pilihan bagi siapa saja yang mau memilih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga beliau, sahabat beliau, dan kita semua sebagai umatnya. Aamiin.

Hidup Itu Pilihan

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Setiap hari, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan. Mau bangun pagi atau tetap rebahan (mager, males gerak). Mau shalat tepat waktu atau menundanya (sik ko sik). Mau jujur dalam usaha atau tergoda curang (ra reti ra popo, lupa gusti moho pirso). Mau taat atau bermaksiat (sepi ra ono sing weruh). Hidup ini adalah rangkaian dari keputusan-keputusan yang kita ambil. (sejarah kita adalah apa yang yang sudah kita piliha dan jalani dalam hidup ini).

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

فَمَن شَاءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
“Maka barangsiapa yang mau, silakan beriman. Dan barangsiapa yang mau, silakan kafir.”
(QS. Al-Kahfi: 29)

Ayat ini bukan membolehkan kufur, tapi menunjukkan bahwa manusia diberikan pilihan—dan tentu, konsekuensi dari setiap pilihan juga akan datang kepada setiap pelakunya sendiri.

Pilihan Menentukan Masa Depan

Kita memilih:

  • Untuk hidup lurus atau menyimpang,
  • Untuk berjuang atau menyerah,
  • Untuk terus berusaha atau menyalahkan keadaan.

Semua pilihan itu tidak netral, karena setiap pilihan membawa akibat dan balasan masing masing. Diam ada balasannya. Gerak, sat set juga ada balasannya. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, ketika kita memilih jalan kebaikan, insyaAllah Allah akan bukakan jalan kemudahan. Tapi kalau kita memilih jalan keburukan, maka siap-siap menanggung akibatnya.

Pilihan Hidup yang Paling Utama

Saudaraku, pilihan terbesar dalam hidup adalah saat kita memilih:

  • Untuk taat kepada Allah atau tidak,
  • Untuk menjalani hidup dengan tujuan akhirat atau hanya mengejar dunia,
  • Untuk membina keluarga yang sakinah atau sekadar jadi teman serumah tanpa visi dan misi,
  • Untuk berusaha secara halal atau tergoda jalan pintas, curang, penjilat.

Setiap pilihan kita hari ini, akan membentuk takdir kita esok hari.

Harapan:

Mari kita koreksi diri:

“Pilihan-pilihan apa yang sedang aku ambil hari ini? Apakah itu akan membawaku pada keridhaan Allah, atau justru menjauhkanku dari-Nya?”

Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa memilih jalan kebaikan, dan istiqamah di jalan Allah SWT, karena surga bukan untuk orang yang sempurna, tapi untuk mereka yang terus memilih jalan yang benar meski tidak mudah melewatinya setiap saat, setiap hari.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hidup Itu Pilihan: Bangun Rumah Tangga dan Usaha Bersama, juga pilihan.

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن والاه.

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Hidup ini adalah kumpulan dari berbagai pilihan. Sejak kita lahir hingga hari ini, kita terus memilih. Mau sekolah di mana, bekerja di mana, menikah dengan siapa, sampai memilih bagaimana kita menafkahi dan membangun keluarga.

Di antara pilihan besar dalam hidup adalah memilih pasangan hidup. Setelah Allah mempertemukan kita dengan jodoh kita, maka perjalanan besar pun dimulai: menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Itu yang kita pilih dan kita usahakan jadi sejarah kita, setiap hari, setiap saat.

Tetapi hidup berkeluarga bukan sekadar tinggal serumah, makan bersama, dan saling mencintai. Hidup berkeluarga adalah tentang bersama-sama membangun masa depan, termasuk dalam hal ekonomi dan kebermanfaatan. Oleh karena itu, banyak pasangan yang kemudian memilih berjuang bersama dalam usaha keluarga.

Hidup Itu Pilihan: Menikah dan Usaha Bersama

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang.”
(QS. Ar-Rum: 21)

Tenteram bukan hanya soal cinta. Tetapi juga tenteram saat bekerja sama, saat merancang usaha keluarga, saat mengatur keuangan, dan saat menghadapi cobaan ekonomi bersama.

Usaha Bersama Keluarga: Ladang Pahala dan Kesetiaan

Banyak keluarga yang menjadi kuat bukan karena kaya raya, tapi karena kompak, saling mendukung, dan punya mimpi bersama.

Nabi Muhammad ﷺ sendiri adalah contoh utama. Saat beliau memulai perjuangan dakwah, beliau juga memulai usaha dagang—dan siapa yang selalu mendukung beliau? Khadijah radhiyallahu ‘anha. Bukan sekadar istri, tetapi juga sahabat, partner usaha, dan partner dakwah.

Maka, jika hari ini kita sudah menikah, sudah punya keluarga, dan diberi peluang usaha, itu semua adalah pilihan hidup yang sangat berharga.

Pertanyaannya:

  • Apakah kita mau menjadikan keluarga sebagai tim sukses dunia-akhirat?
  • Apakah kita siap menjalani jatuh bangun usaha bersama keluarga dengan sabar dan tawakal?

Karena ada juga yang memilih berpisah saat usaha gagal. Tapi ada juga yang tetap bersama saat usaha jatuh, dan bangkit bersama lagi.

Harapan: Pilih Jalan Keluarga yang Diberkahi

Mari kita pilih menjadi keluarga yang:

  • Taat kepada Allah
  • Kompak dalam membangun rezeki yang halal
  • Berani menghadapi tantangan bersama
  • Menjadikan usaha keluarga sebagai ladang ibadah

Hidup adalah pilihan, dan memilih untuk berjuang bersama keluarga adalah pilihan mulia. Semoga Allah berkahi rumah tangga dan usaha kita semua.

وَاللهُ الْمُوَفِّقُ إِلَىٰ سَوَاءِ السَّبِيلِ

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pesan Sabtu Ahad: Hidup adalah Pilihan – Bicara atau Bercerai

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat waktu, kesempatan, dan hati untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan kita semua sebagai umatnya.

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Hari Sabtu dan Ahad sering menjadi waktu berkumpulnya keluarga. Momentum ini baik sekali untuk menyampaikan pesan kehidupan—tentang bagaimana kita menjalani hidup sebagai sebuah pilihan. Ya, hidup ini adalah serangkaian pilihan: memilih sabar atau marah, memilih taat atau maksiat, memilih bicara atau mendiamkan, bahkan memilih mempertahankan rumah tangga atau melepaskannya.

Masalah dalam rumah tangga itu pasti ada. Kadang besar, kadang kecil. Tapi yang membedakan satu keluarga dengan keluarga lain adalah bagaimana mereka merespons masalah itu. Ada yang ketika menghadapi masalah, langsung memilih jalan pintas: bercerai. Padahal, belum tentu masalahnya sebesar itu. Bisa jadi hanya karena miskomunikasi, emosi sesaat, atau karena gengsi.

Namun ada pula pasangan yang masalahnya berat, benar-benar berat. Ekonomi sulit, anak bermasalah, kesehatan terganggu, bahkan mungkin ada luka batin. Tapi mereka memilih untuk duduk, bicara baik-baik, mencari solusi, saling memaafkan, dan tetap bertahan. Kenapa? Karena mereka menyadari bahwa rumah tangga adalah amanah, bukan pelarian.

Allah berfirman dalam QS. An-Nisa: 128:
“Dan perdamaian itu lebih baik (shalh khair)…”
Bahkan Allah menyuruh suami istri yang berselisih untuk mencari jalan damai terlebih dahulu. Bukan langsung mengucapkan talak atau menggugat cerai.

Saudaraku yang dirahmati Allah

Jangan pernah merasa salah karena memilih bertahan, jika itu dilakukan dengan niat baik dan usaha sungguh-sungguh. Jangan pula bangga karena memilih cerai, jika itu hanya karena emosi dan ego yang tak terkendali. Kadang masalah bisa selesai hanya dengan saling mendengarkan satu sama lain.

Gunakanlah hari Sabtu dan Ahad ini sebagai waktu untuk merekatkan kembali hubungan keluarga. Ajak pasangan duduk bareng, ngobrol santai, saling tanya kabar, saling menguatkan. Jangan tunggu semuanya retak. Ingatlah bahwa rumah tangga yang kuat bukan yang bebas dari masalah, tapi yang mau berjuang bersama menghadapi masalah.

“Hidup adalah pilihan.
Tapi jangan lupa, setiap pilihan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.”

Harapan:

Semoga Allah memberi kita hikmah dalam memilih, kekuatan dalam bertahan, dan keikhlasan dalam memperbaiki diri. Mari kita jaga rumah tangga kita, karena dari keluarga yang kuat, akan lahir generasi yang berkualitas.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *