
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya, termasuk nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan untuk terus menjalani usaha yang halal dan berkah di negeri yang kita cintai ini, Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, mari kita renungkan Sila Pertama dari Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Ini bukan sekadar rumusan dalam dasar negara, tetapi merupakan pondasi spiritual yang menjadi arah hidup bangsa Indonesia, termasuk dalam bidang usaha dan ekonomi.
1. Makna Sila Pertama dalam Kehidupan Usaha
Sila pertama mengandung pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari dan bergantung kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka setiap pelaku usaha di Indonesia seharusnya meyakini bahwa rezeki datang dari Allah, dan usaha adalah bentuk ikhtiar yang harus dijalankan dengan jujur, adil, dan penuh tanggung jawab.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Berarti dalam berdagang pun, kita sedang menjalankan ibadah — selama niatnya benar, caranya halal, dan hasilnya dimanfaatkan dengan baik.
2. Manfaat Sila Ketuhanan bagi Pelaku Usaha
a. Menjaga Etika Bisnis
Pelaku usaha yang bertuhan tidak akan berani berbuat curang, menipu konsumen, memalsukan produk, atau melakukan riba. Ia sadar bahwa usahanya diawasi oleh Allah.
b. Membangun Kepercayaan
Usaha yang dijalankan dengan prinsip kejujuran, amanah, dan nilai-nilai ilahiah akan lebih dipercaya oleh pelanggan. Reputasi baik menjadi aset yang sangat mahal.
c. Menguatkan Mental saat Ujian
Usaha tidak selalu mulus. Saat rugi, sepi, atau tertipu, seorang pengusaha yang bertuhan akan bersabar dan yakin bahwa Allah sudah menyiapkan ganti yang lebih baik. Ia tidak mudah menyerah, karena bersandar kepada Yang Maha Kuasa.
d. Menjadi Berkah bagi Sesama
Usaha yang diniatkan karena Allah akan membawa keberkahan. Keuntungannya digunakan untuk membayar zakat, sedekah, membantu tetangga, menyerap tenaga kerja, dan menjadi jalan kebaikan bagi banyak orang.
3. Menjadi Pengusaha yang Berketuhanan
Mari kita tanamkan dalam hati, bahwa menjadi pelaku usaha di Indonesia bukan hanya mengejar untung, tapi juga membawa misi ketuhanan: menghadirkan keadilan, kejujuran, dan keberkahan dalam setiap transaksi.
Kalau semua pelaku usaha Indonesia menjunjung tinggi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, maka bangsa ini akan tumbuh menjadi negeri yang adil, makmur, dan diridhai Allah.
Penutup:
Semoga kita termasuk pelaku usaha yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia dalam menjalankan usaha di jalan Allah. Karena sesungguhnya, usaha yang terbaik bukan yang paling besar omzetnya, tapi yang paling banyak manfaat dan keberkahannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
