
Prof. Dr. H. Tulus Mustofa, Lc, M.A, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogya dan Dewan Pimpinan MUI DIY
Kultum kali ini tentang edukasi budaya melalui tembang berbahasa Jawa yang penuh makna, disampaikan dengan pendekatan tembang/nasihat tradisional, namun mengandung nilai edukasi iman, amal, ihsan, dan budaya luhur. Dilengkapi juga versi bahasa Indonesia dan penjelasan nilai-nilai edukatifnya agar memudahkan untuk memahaminya.
Versi Tembang / Pitutur Jawa:
Ojo gumampang ngaku Islam, yen atimu durung iman,
Rukun Islam ojo dilalekke, poso zakat, sholat, ditindakno.
Al-Qur’an kuwi pepadang urip, ojo mung disimpen neng dipan,
Diwaca, dititeni, dipraktekke, supoyo slamet tekan akhirat kono.Urip nang donya mung mampir ngombe, ojo digawe maksiat lan doso,
Elinga Gusti, nyuwun pangapura, sakdurunge nyawa ninggal rogo.
Akeh tulodho wong lali agomo, uripe sengsara, ati loro,
Ayo sinau lan muhasabah, supaya mukti ing donya lan akhirat engko.
Versi Bahasa Indonesia:
Jangan mudah mengaku sebagai orang Islam jika hatimu belum benar-benar beriman. Jalankan Rukun Islam, jangan ditinggalkan — seperti puasa, zakat (infak/sedekah), dan shalat harus dilaksanakan.
Al-Qur’an adalah cahaya kehidupan, jangan hanya disimpan di lemari. Bacalah, renungkan, dan amalkan agar selamat di dunia dan akhirat.
Hidup di dunia hanya sementara, jangan diisi dengan maksiat dan dosa. Ingatlah kepada Allah, mohonlah ampun sebelum ajal datang menjemput. Banyak contoh orang yang melalaikan agama, hidupnya jadi sengsara.
Mari belajar, introspeksi, dan memperbaiki diri, agar kita bisa hidup mulia di dunia dan bahagia di akhirat kelak.
Nilai-Nilai Edukatif dari Tembang dan Pitutur Ini:
- Melestarikan Bahasa dan Budaya Jawa
Tembang menjadi sarana pendidikan karakter yang menyentuh, karena disampaikan dengan bahasa ibu yang penuh kelembutan dan makna. - Memperkuat Keimanan lewat Kearifan Lokal
Pesan keislaman bisa ditanamkan lebih dalam ketika disampaikan lewat tembang/pitutur, karena lebih mudah masuk ke hati — ngena lan nyemangati. - Mendorong Generasi Muda dan tua Memahami Islam dan Budaya
Anak-anak dan remaja bisa dikenalkan dengan nilai agama sekaligus budaya melalui lagu, syair, dan tembang yang penuh makna seperti ini. - Mengingatkan bahwa Dunia Ini Sementara
Ajaran bahwa dunia ini hanya tempat singgah, menjadi pengingat bahwa kita harus mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang kekal. - Mengajak untuk Mengamalkan Ilmu dan Iman
Tidak cukup hanya tahu atau mengaku Muslim, tapi harus dibuktikan dengan amal: shalat, zakat, puasa, membaca dan mengamalkan Al-Qur’an.
Harapan dan Pesan:
“Nguri-uri budaya, ningkatno iman, nggayuh slamet donya lan akhirat.”
Mari lestarikan budaya, tingkatkan iman, dan capai keselamatan dunia akhirat.
Bila tembang seperti ini dikembangkan menjadi bagian dari program edukasi masjid, pondok pesantren, atau pengajian remaja dan tua, maka ngaji budaya ini bisa menjadi pendekatan yang unik, membumi, dan mendalam serta berkelanjutan dakwahnya, pesannya.
