
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih berkah, sejahtera, dan diridhai Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, suri teladan kita dalam membangun masyarakat madani.
Saudaraku,
Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar, Kota Budaya, dan kini terus kita dorong menjadi Serambi Madinah, yaitu kawasan yang menebar nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekonomi yang Islami. Serambi Madinah bukan hanya simbol, tapi semangat nyata — bahwa kita ingin membangun sebuah ekosistem halal yang terintegrasi, dari hulu ke hilir, dari spiritualitas ke produktivitas, dari ibadah ke muamalah.
Semangat Serambi Madinah mewujud dalam:
- Masyarakat yang saling tolong-menolong (ta’awun), jujur (shiddiq), dan amanah.
- UMKM yang berdaya saing dan berbasis syariah.
- Kampung dan desa wisata yang kreatif, unggul, dan halal.
- Sinergi antara masjid, madrasah, dan pasar dalam membina ekonomi umat.
Saudaraku sekalian,
Untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai Pusat Halal Indonesia, kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Maka, lahirlah sebuah pendekatan gotong royong modern yang dikenal dengan nama G2RT: Global Gotong Royong Tetrapreneur.
Apa itu G2RT?
G2RT adalah gerakan yang mengintegrasikan Empat Pilar Pembangun Ekosistem Halal, yaitu:
- Akademisi: menciptakan inovasi dan standar ilmu halal.
- Bisnis (UMKM): memproduksi produk dan jasa halal.
- Community (masyarakat dan ormas): sebagai pengguna dan penggerak perubahan.
- Government dan Media: sebagai pengatur dan penyebar inspirasi.
Dari sinilah lahir produk gerakan dan produk unggulan halal. Produk gerakan adalah semangat kolektif seperti pelatihan, kajian, dan pembentukan komunitas halal. Sementara produk unggulan halal adalah hasil inovasi UMKM yang sesuai dengan standar BSN dan nilai-nilai G2RT — bukan hanya halal secara bahan, tapi juga halal dalam proses, pemasaran, dan distribusinya.
Contohnya:
- Kampung Mie Lethek Halal di Bantul.
- Sabun dan pewangi halal berbasis komunitas di Caturharjo.
- Minuman herbal bersertifikat halal produksi KWT di Sleman.
Saudaraku yang berbahagia,
Inilah waktunya kita menjadi pelaku sejarah. Jadilah bagian dari gerakan halal. Jadilah pelaku usaha yang berani naik kelas dan bersinergi. Kita tidak ingin hanya menjadi konsumen halal, tapi juga produsen halal dunia. Maka dari itu, mari kita dukung ekosistem halal DIY dengan semangat Serambi Madinah, dan jadikan hidup kita lebih bermakna — lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Haraapan:
Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita dalam membangun peradaban baru berbasis nilai-nilai Islam, gotong royong, dan keunggulan produk halal. Semoga DIY menjadi contoh nasional dalam membangun pusat halal Indonesia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
— Jumarodin, MM. Ketua PINBAS MUI DIY —
Bersama Sutrisno, Ph.D. Sekretaris PINBAS MUI DIY
Asrul Saptono, Wakil Ketua PW-MOI DPD YK. Tim Manajemen TvMU UAD.
