Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita mengenal pemimpin dan pejabat.
Mereka diberi amanah untuk memimpin rakyat Indonesia yang dipimpin.
Tapi ingat, memimpin itu bukan kemuliaan, melainkan beban tanggung jawab di dunia dan akhirat untuk melayani rakyat.

1. Pemimpin Wajib Taat pada Nilai Pancasila

Kita hidup di Indonesia. Dasar negara kita adalah Pancasila.
Maka siapapun yang jadi pemimpin, wajib memahami, menjaga dan menjiwai nilai-nilai Pancasila dalam setiap kebijakan sebagai pemimpin atau pejabat:

  • Sila Pertama: Pemimpin, pejabat hanya takut kepada Tuhan, jujur dan adil karena merasa diawasi Allah SWT sebagai Pencipta dan Pengatur kehidupan ini.
  • Sila Kedua: Pemimpin, pejabat wajib memiliki rasa kemanusiaan, tidak dzalim, tidak menyengsarakan rakyat yang dipimpin apalagi memusuhi rakyatnya yang kadang beda dengan kebijakannya.
  • Sila Ketiga: Pemimpin, pejabat wajib menyatukan, bukan memecah belah rakyat yang dipimpin.
  • Sila Keempat: Pemimpin, pejabat harus bermusyawarah saat ambil kebijakan, bukan semaunya sendiri membuat kebijakan. Sebab ada rambu rambunya sebagai pemimpin, pejabat itu.
  • Sila Kelima: Pemimpin, pejabat wajib mewujudkan keadilan sosial, bukan menumpuk kekayaan pribadi dan golongannya serta tidak berpihak kepada rakyatnya apalagi berpihak ke bangsa asing.

Jangan sampai kebijakan dibuat asal jadi, apalagi untuk kepentingan pribadi dan kelompok serta golongan nya saja bukan untuk seluruh rakyat Indonesia pertimbangannya, kebijakannya.

“Ngono yo ngono, ning ojo ngono.”
Jadi pemimpin boleh tegas, boleh punya kekuasaan, tapi jangan semena-mena.

2. Jika Pemimpin Tidak Amanah, Akan Ada 3 Balasan

Kalau pemimpin atau pejabat tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka ada tiga jenis balasan, yang semuanya berasal dari Allah SWT sebagai Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan:

a. Balasan dari Rakyat

  • Rakyat bisa mendoakan keburukan atas pemimpinnya.
  • Atau bahkan rakyat akan kehilangan kepercayaan dan melawan.
  • Umar bin Khattab pernah berkata: “Jika satu rakyatku tidur kelaparan, maka akulah yang bersalah.”

b. Balasan dari Alam

  • Alam bisa murka: bencana datang, hasil bumi rusak, air kering, udara panas tak menentu.
  • Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia…” (QS. Ar-Rum: 41)

c. Balasan dari Allah SWT

  • Yang paling berat: hisab di akhirat.
  • Rasulullah SAW bersabda: “Setiap pemimpin akan ditanya tentang yang dipimpinnya…”
    (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan dalam hadits lain disebutkan:
“Pemimpin yang menipu rakyatnya, maka surga haram baginya.”

3. Pemimpin yang Baik, Dicintai Dunia dan Akhirat

Pemimpin yang adil dan amanah akan:

  • Dicintai rakyat,
  • Didukung sesama manusia,
  • Diberkahi alam,
  • Dan dimuliakan Allah SWT (saat di dunia maupun di akhirat).

Karena itu, jika diberi jabatan, amanat, jangan hanya menikmati fasilitas dan kehormatan, tapi jadikan itu ladang ibadah dan perjuangan untuk sejahterakan rakyat yang dipimpin.

Harapan:

Saudaraku,
Mari kita ingatkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita:
Jika suatu saat kita diberi amanah, baik di masjid, RT, RW, dukuh kampung, atau lembaga, kantor, jangan sewenang-wenang.
Ingatlah pesan sederhana tapi dalam maknanya:

“Ngono yo ngono, ning ojo ngono.” boleh tegas, boleh punya kekuasaan, tapi jangan semena-mena

Semoga para pemimpin dan pejabat negeri ini benar-benar memimpin dengan takwa, akhlak, dan nilai Pancasila, agar kehidupan bangsa makin berkah, damai, dan sejahtera untuk semuanya. Baldatun toyyibatun warabbun ghafur. Negara, bangsa yang baik dan Tuhan mencurahkan rahmat berkah dan ampunanNya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *