
Dialog Kak Agung dan Kak Juma: Ttg holding UMKM anak muda. dialog antara kak agung dengan kak juma tentang pentingnya kelola usaha pelaku usaha muda dengan kelola holding UMKM anak muda agar memberi solusi umkm terkait pasar produknya, modalnya, sdm-nya, dan ajak peran mitra ABCGFM dukung umkm anak muda sejak dini agar Indonesia kedepan memiliki pelaku usaha minimal 5 persen dari total rakyat indonesia sekitar 200 juta
Kak Agung:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Wah, Kak Juma, saya habis lihat data yang bikin saya mikir keras…
Kak Juma:
Wa’alaikumussalam warahmatullah. Data apa tuh, Kak Agung?
Kak Agung:
Ternyata, pelaku usaha di Indonesia belum sampai 5% dari total penduduk! Padahal negara yang maju itu biasanya punya 10%–14% rakyatnya jadi pengusaha loh…
Kak Juma:
Betul sekali. Itu sebabnya kita perlu dorong anak muda supaya jadi pelaku usaha sejak dini. Tapi… jangan jalan sendiri-sendiri. Harus pakai konsep holding UMKM anak muda, salah satu konsepnya.
Kak Agung:
Holding UMKM anak muda? Maksudnya gimana tuh, Kak?
Kak Juma:
Gini, Kak Agung. Sekarang ini banyak anak muda punya usaha: ada yang jual kopi, angkringan power ranger, ada yang produksi sabun, ada juga yang buka jasa desain. Tapi mereka jalan sendiri-sendiri. Akibatnya, mereka lemah di pasar, kurang modal, SDM-nya minim, dan nggak punya akses mitra.
Kak Agung:
Jadi holding UMKM anak muda itu wadah ya?
Kak Juma:
Iya, wadah bersama untuk saling sinergi dan kolaborsi antar pelaku usaha UMKM muda. Lewat holding, usaha anak muda bisa disatukan dalam satu manajemen bersama. Bukan menghapus usaha mereka, tapi menguatkan bersama:
✅ Pasarnya dikuatkan lewat jaringan kolektif
✅ Modal bisa diakses lewat koperasi atau BMT atau BPRS atau Bank Syariah bersama
✅ SDM dilatih bareng-bareng lewat pelatihan berkala bersama mitra ABCGFM.
✅ Branding bisa lebih profesional karena dikelola bersama
Kak Agung:
Wah, keren banget ya. Tapi… ini bisa jalan kalau ada dukungan ekosistem juga kan?
Kak Juma:
Nah, betul banget. Kita nggak bisa jalan sendirian era digital saat ini. Harus ajak mitra dari berbagai unsur, kita sebut sebagai mitra kolaborasi ABCGFM:
- A – Akademisi → Dosen, kampus bantu riset dan pelatihan serta sekaligus sebagai pasar.
- B – Businessmen → Mentor, investor, market coach dan pasar
- C – Community → Komunitas anak muda, organisasi masjid, karang taruna, dan pasar
- G – Government → Pemerintah bantu regulasi dan akses perizinan dan pasar
- F – Financial Institution → Koperasi, BMT, bank syariah dan pasar
- M – Media → Bantu promosi, konten kreatif, edukasi digital
Kak Agung:
MasyaAllah… ini kalau diterapkan bisa jadi solusi nasional ya.
Kalau kita punya 10 juta pelaku usaha dari 200 juta penduduk Indonesia… ekonomi akan tumbuh pesat, anak muda mandiri, bahkan bisa buka lapangan kerja setelah lulus kuliah.
Kak Juma:
Betul, Kak Agung. Nabi SAW sendiri mendorong umatnya berdagang.
“Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada pada perdagangan.” (HR. Ahmad)
Dan Islam juga mengajarkan berjamaah dalam kebaikan. Maka holding UMKM anak muda ini bukan hanya strategi ekonomi, tapi juga ibadah kolektif, ekonomi bisnis syariah berjamaah bisa berbasis jamaah masjid dst.
Kak Agung:
Saya setuju banget, Kak. Kita perlu mulai dari sekarang. Ajak anak muda di masjid, sekolah, kampus, untuk bikin holding UMKM yang kuat di setiap kelompok usaha anak muda.
Kak Juma:
Dan jangan lupa, para orang tua, tokoh, dan takmir masjid juga perlu dukung. Karena masa depan negeri ini ada di tangan anak muda yang mandiri, berakhlak, dan punya karya serta yang tua beri teladan yang baik sikap perilakunya kepada yang muda.
Kak Agung:
Kak Juma, makasih banyak sharing ilmunya dan pengalamannya. Saya jadi semangat ngajak teman-teman bikin holding UMKM anak muda dari lingkungan kita dulu.
Kak Juma:
Betul. Ayo! Kita mulai dari komunitas kecil sekitar kita. Karena dari sinilah perubahan besar lahir.
InsyaAllah, jika kita bersatu, Indonesia bisa cetak 5% pengusaha dari rakyatnya — dan itu dimulai dari jamaah masjid muda sangat bisa.
Kak Agung & Kak Juma (bersama):
Aamiin…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
