Tanya- Jawab antara Pak Juma dan Pak Anto tentang kekhawatiran skenario kendali total ekonomi berbasis sistem digital global seperti CBDC (Central Bank Digital Currency), yang bisa mengarah pada perbudakan digital dan penghapusan kebebasan ekonomi individu hasilnya disajikan sebagai berikut.

Dalam perspektif Syariah Islam, sistem seperti itu harus diuji dari sisi:

  1. Keadilan (al-‘adl),
  2. Kebebasan muamalah (hurriyyah al-ta’amul),
  3. Kepemilikan pribadi (al-milkiyyah al-fardiyyah), dan
  4. Pencegahan kezaliman (daf’u al-mazalim).

Jika sistem global digital itu:

  • Menghapus kebebasan bertransaksi,
  • Mengontrol seluruh aspek kehidupan ekonomi umat,
  • Memungkinkan pembekuan dan pembatasan akses karena perbedaan politik, agama, atau pandangan,

maka sistem itu bertentangan dengan maqāṣid al-syarī‘ah dan dapat termasuk dalam bentuk “istibdād mālī” (tirani ekonomi).


✅ SOLUSI SYARIAH ISLAM TERHADAP PERBUDAKAN DIGITAL GLOBAL

Berikut adalah solusi bertahap dan realistis berbasis prinsip syariah untuk mencegah dan membangun ketahanan dari perbudakan digital global:


🔐 1. Bangun Sistem Keuangan Alternatif Umat

A. Kuatkan Ekonomi Jamaah:

  • Aktifkan koperasi syariah, BMT, dan sistem tukar lokal di komunitas masjid dan desa.
  • Gunakan dinar-dirham atau voucher komunitas untuk kegiatan internal.

B. Edukasi Literasi Keuangan Syariah:

  • Ajarkan umat agar tidak bergantung pada sistem ribawi, utang konsumtif, dan transaksi digital yang tidak adil.
  • Gunakan sistem musyarakah, mudharabah, murabahah untuk pembiayaan.

🕌 2. Perkuat Jaringan Ekonomi Berbasis Masjid dan Pesantren

  • Jadikan masjid sebagai pusat ekonomi mikro syariah.
  • Bentuk klinik keuangan syariah dan pendampingan UMKM syariah yang tidak bergantung pada sistem perbankan global.

🤝 3. Gerakan Komunitas Tangguh Digital: “Digital Mandiri, Ekonomi Syar’i”

  • Bangun komunitas yang sadar bahaya total kontrol digital.
  • Dorong penggunaan teknologi terbuka (open source) dan sistem transaksi komunitas yang transparan, desentralistik, dan adil.
  • Edukasi pentingnya data privacy dalam Islam: “Jangan cari tahu aib orang lain.” (QS. Al-Hujurat:12) — termasuk data finansial umat.

📜 4. Advokasi Kebijakan dan Fatwa Ulama

  • Dorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk:
    • Membuat fatwa terhadap bahaya CBDC yang menzalimi,
    • Mendorong pemerintah menjamin keadilan dan kebebasan transaksi, bukan menindas rakyat dengan sistem kontrol total.

🛡️ 5. Tolak CBDC Totalitarian, Dukung Mata Uang Digital Syariah Alternatif

  • CBDC tidak sepenuhnya haram jika hanya alat transaksi, tetapi menjadi haram jika digunakan untuk menindas, mengontrol, dan memperbudak.
  • Umat Islam harus mendorong:
    • Desain digital currency berbasis syariah, amanah, transparan, dan tidak sentralistik.
    • Kepemilikan data oleh pengguna, bukan negara atau korporasi global.

📣 6. Rapatkan Barisan Umat: Kompak, Mandiri, Kolektif

  • “Al-muslimu akhul muslim.” (Muslim adalah saudara muslim lainnya.)
  • Buat ekosistem ekonomi jamaah:
    • Pasar syariah,
    • Holding UMKM syariah,
    • Bank makanan dan zakat lokal,
    • Jaringan distribusi logistik mandiri.

✊ Kesimpulan:

Perbudakan digital global bukan khayalan. Tapi Islam memberi solusi—bukan hanya mengeluh, tetapi membangun.

“Siapa yang tidak memiliki strategi, akan dijajah oleh strategi orang lain.”
(Imam Syafi’i)

Berikut adalah ringkasan hasil dialog antara Pak Juma dan Pak Anto mengenai kelima masalah yang solusinya ada dalam semangat Islam wasathiyah dan nilai-nilai syariah yang mendalam, namun tetap ringan dan menyentuh hati umat:


🎭 Dialog Pak Juma dan Pak Anto

Tema: “Menjaga Amanah, Menghindari Fitnah Dunia”

Pak Juma (PJ):
Assalamu’alaikum, Pak Anto. Lagi murung kelihatannya. Ada apa, Pak?

Pak Anto (PA):
Wa’alaikumussalam, Pak Juma. Saya resah. Sekarang ini, orang-orang gila uang. Uang bisa bikin orang lupa Tuhan, lupa keluarga, bahkan lupa halal haram. Seolah-olah uang jadi Tuhan kedua…

PJ:
Iya, Pak Anto. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Celakalah hamba dinar dan dirham.” Kalau hidup dikuasai uang, maka hilanglah keberkahan. Padahal Allah sudah janji: “Barangsiapa bertakwa, Allah akan berikan jalan keluar dan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2–3)

PA:
Tapi realitanya, korupsi merata. Dari pejabat, pengusaha, bahkan sebagian ulama dan tokoh agama pun terseret. Bukankah mereka seharusnya jadi panutan?

PJ:
Betul. Tapi ini pengingat buat kita semua. Nabi SAW bersabda: “Siapa yang mengangkat pemimpin karena dunia, maka ia akan diharamkan masuk surga.” (HR. Hakim). Kalau amanah dijadikan ladang memperkaya diri, maka kehancuran bangsa tinggal menunggu waktu.

PA:
Saya juga heran, kenapa hukum seperti dagangan? Mafia hukum berkuasa, saling membela yang zalim. Jaksa dan hakim yang jujur malah disingkirkan…

PJ:
Inilah zaman di mana kejujuran diuji. Tapi ingat, Allah itu Maha Melihat. Dalam Al-Qur’an (QS. An-Nisa: 58), Allah memerintahkan kita “menyampaikan amanah kepada yang berhak dan memutuskan perkara dengan adil.” Jika hukum dipermainkan, maka kezaliman akan berjemaah.

PA:
Dan lihatlah, nafsu bejat sekarang dilegalkan, yang benar disingkirkan. Rakyat makin menderita, padahal kita punya UUD 1945 dan Pancasila…

PJ:
Benar, Pak. Pancasila dan UUD 1945 itu selaras dengan maqashid syariah. Tapi kalau nafsu syahwat dan kerakusan dibiarkan, maka hancurlah cita-cita bangsa. Dalam Islam, pemimpin harus jadi pelayan umat, bukan penghisap darah rakyat.

PA:
Yang paling menyakitkan itu, Pak… kenyamanan hidup cuma untuk keluarga pejabat. Rakyat disuruh sabar, tapi harga mahal, pajak di mana-mana, hidup makin susah.

PJ:
La haula wa la quwwata illa billah. Islam menegaskan, “Sebaik-baik pemimpin adalah yang mencintai rakyat dan dicintai rakyatnya.” (HR. Thabrani). Kalau kesejahteraan hanya milik segelintir, berarti ada pengkhianatan terhadap amanah kekuasaan.

PA:
Terus kita harus apa, Pak?

PJ:
Kita mulai dari diri sendiri, Pak Anto. Jangan ikut arus. Jujur dalam kerja, adil dalam keluarga, dan sampaikan kebenaran walau pahit. Kita doakan juga, semoga Allah beri hidayah para pemimpin kita. Jangan lupa, berdakwah dan mengedukasi masyarakat, agar tidak ikut dalam sistem yang rusak.

PA:
Masya Allah… Saya jadi lebih tenang. Terima kasih, Pak Juma. Mari kita lawan korupsi, mulai dari diri sendiri!

PJ:
Amin. Semoga kita istiqamah. Wabashshir al-mu’minin—sampaikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *