Diskusi habis shalat berjamaah kali ini antara Pak Juma (PINBAS MUI DIY) dan Pak Anto (P3EI FBE UII) tentang strategi “Ngaji UMKM dan Bazar Produk Halal dari Masjid ke Masjid se-DIY” sebagai aksi nyata dari dakwah ekonomi yang bersih, berkah, dan memberdayakan umat. Ini terinspirasi dari keprihatinan Prof. Kılıç yang disampaikan pada tema diskusi sebelumnya.

Pak Juma:
Assalamu’alaikum Pak Anto, obrolan kita sebelumnya soal masjid bukan tempat cuci dosa keuangan, tapi tempat lahirnya nilai-nilai kejujuran, makin membuat saya semangat. Saya kepikiran, kenapa tidak kita gerakkan Ngaji UMKM dan Bazar Produk Halal dari masjid ke masjid se-DIY?

Pak Anto:
Waalaaikumussalam warahmatullah wabaraakatuh. Wah, luar biasa itu, Pak Juma! Jadi masjid bukan cuma tempat jamaah shalat, tapi juga jadi pusat jamaah ekonomi, jamaah bisnis, edukasi ekonomi bisnis syariah umat. Dakwah yang menyentuh langsung ke kebutuhan jamaah: ekonomi, kejujuran, dan keberkahan.

Pak Juma:
Ya. Kami di PINBAS MUI DIY sudah menyiapkan tim dan jejaring ABCGFM (Akademisi, Businessmen, Community, Government, Financial institution, dan Media). Semua mitra siap keliling dari masjid ke masjid dan bawa pesan: bisnis harus halal, rezeki harus bersih, usaha harus berkah.

Pak Anto:
Keren. Jadi formatnya seperti apa? Ngaji lalu bazar?

Pak Juma:
Betul. Satu sesi “Ngaji UMKM Berkah dan Jujur” yang dibimbing oleh para ulama, dosen ekonomi Islam, praktisi bisnis syariah atau pelaku usaha sukses yang jujur, dermawan dan amanah. Dilanjut dengan bazar UMKM produk halal dari jamaah sekitar dan yang hadir, produk lokal dari komunitas, dan edukasi pembiayaan syariah serta lelang produk halal setelah ngaji UMKM.

Pak Anto:
Mantab. Masjid akan lebih hidup! Jamaah bisa belajar, bisa belanja, dan bisa berdiskusi. Jangan lupa edukasi fikih bisnis, etika berdagang, dan permodalan bisnis syariah juga disisipkan.

Pak Juma:
Iya. Bahkan kami rancang 5 zona tiap acara:

  1. Zona Ngaji Ekonomi Umat – Kajian atau talkshow dari ustadz dan ekonom syariah.
  2. Zona UMKM Halal & Lokal – Bazar produk jamaah dan komunitas, BUMMas.
  3. Zona Konsultasi Syariah & Keuangan – Dari BMT, bank syariah, atau koperasi umat.
  4. Zona Media Umat – Liputan dan promosi produk jamaah via jurnalis di media yang peduli UMKM.
  5. Zona Kolaborasi ABCGFM – Untuk MoU dan sinergi antar mitra masjid.

Pak Anto:
Wah, ini bukan cuma program bazar biasa. Ini gerakan dakwah ekonomi umat! Masjid bisa jadi “terminal spiritual dan sosial-ekonomi” yang saling menguatkan.

Pak Juma:
Betul, Pak Anto. Nanti masjid-masjid yang ikut program ini juga kami dorong bentuk Koperasi Masjid atau BUMMas, agar jamaah bisa saling tolong, gotong royong secara terstruktur termasuk pengenalan standar produk SNI G2RT UMKM.

Pak Anto:
Saya akan ajak tim P3EI FBE UII dan FEB kampus lain untuk ikut turun. Kami siap bantu modul, narasumber, hingga mahasiswa pendamping. Sekalian riset pemberdayaan ekonomi bisnis syariah berbasis masjid.

Pak Juma:
InsyaAllah, mari kita mulai dari masjid-masjid yang aktif dulu. Tiap bulan satu kabupaten/kota. Ini gerakan jangka panjang. Targetnya: DIY punya 100 masjid model ekonomi bisnis jamaah mandiri yang jujur, halal, dan produktif.

Pak Anto:
Aamiin. Saya yakin ini akan jadi contoh model nasional. Masjid bukan cuma tempat ibadah, tapi juga pusat kebangkitan ekonomi bisnis halal yang bebas korupsi dan penuh berkah di setiap halaman masjid disamping ada angkringannya jamaah. Sebab saat ini setiap Ngaji UMKM tidak diberi snak box halal tapi sudah dimulai dengan voucher senilai 10K. Setiap jamaah yang hadir ngaji diberi satu voucher kemudian bisa dibelanjakan ke angkringan jamaah.

Harapan:

“Mari jadikan masjid sebagai pusat gerakan UMKM halal, bukan hanya tempat ibadah ritual. Dari masjid kita juga belajar ibadah sosial, seperti bagaimana kita bersikap jujur, dermawan, dari masjid kita bangkit secara ekonomi, dan dari masjid kita mulai membangun masyarakat tanpa korupsi.”

Disiapkan selanjutnya:

  • Konsep buku panduan “Ngaji UMKM & Bazar Produk Halal di Masjid se DIY”
  • Jadwal kegiatan Ngaji UMKM keliling dari masjid ke masjid (aula, dll).
  • Info tempat pesan antar snack box halal dan nasi box halal dari UMKM jamaah yang ikut ngaji.
  • Info ABCGFM dan sinergi dengan takmir masjid

Ngaji ttg Masjid bukan Tempat Mencuci Dosa Keuangan

Diskusi habis shalat berjamaah antara Pak Juma (PINBAS MUI DIY) dan Pak Anto (P3EI FBE UII) yang merespons fakta unik yang ditulis dari sumber Prof. Mahmud Erol Kılıç. Dialog ini disampaikan secara ringan semoga sesuai kebutuhan di lingkungan jamaah masjid untuk membangkitkan semangat memakmurkan masjid dengan nilai-nilai kejujuran dan anti-korupsi.

Pak Juma:
Pak Anto, tadi saya baca pernyataan tajam dari seorang profesor dari Turki, Prof. Mahmud Erol Kılıç. Beliau bilang, negara-negara yang mayoritas warganya religius justru banyak yang masuk daftar paling korup di dunia. Cukup menyayat hati.

Pak Anto:
Saya juga baca itu, Pak Juma. Yang beliau kritik bukan cuma pejabatnya, tapi juga para ulama dan tokoh agama yang terlalu diam. Padahal korupsi itu bukan hanya pelanggaran hukum, tapi dosa besar. Dosa yang tidak selesai hanya dengan sedekah karpet atau sumbang speaker masjid.

Pak Juma:
Iya, saya jadi teringat banyak kasus… ada orang yang membangun masjid megah dari uang yang tidak jelas asal-usulnya. Seolah-olah sumbangan itu bisa jadi penebus. Padahal, seperti kata Prof. Kılıç, “Masjid itu rumah Allah, bukan tempat mencuci dosa keuangan.” Dalam Islam, harta haram itu tetap haram, meskipun digunakan untuk tujuan yang kelihatannya baik.

Pak Anto:
Benar sekali. Kita sebagai umat harus paham bahwa agama bukan hanya urusan ibadah ritual. Tapi juga sistem kehidupan yang adil, bersih, dan amanah. Kalau ulama dan tokoh agama hanya membahas najis air, tapi tidak membahas najisnya uang haram, maka umat kehilangan arah moral.

Pak Juma:
Betul, Pak Anto. Saya kira ini teguran keras bagi semua kalangan. Maka dari itu, masjid harus kembali pada fungsinya: menjadi pusat penguatan akhlak dan ekonomi umat yang bersih. Jangan hanya ramai saat pengajian, tapi sepi dari gerakan perlawanan terhadap korupsi.

Pak Anto:
Saya setuju. Kita perlu mengajak takmir masjid, pengurus jamaah, dan komunitas UMKM sekitar masjid untuk menumbuhkan budaya kejujuran dalam bisnis, amanah dalam profesi, dan bersih dalam kepemimpinan. Ini juga bagian dari memakmurkan masjid dengan amal yang benar.

Pak Juma:
Mari kita jadikan masjid sebagai ruang dakwah untuk fikih keadilan dan amanah, bukan sekadar fikih ritual. Karena umat akan kuat kalau masjidnya jadi tempat tumbuhnya akhlak dan integritas. Semoga di tiap daerah ada solusi untuk menghidupkan semangat ini.

Pak Anto:
Aamiin. Dan semoga kita semua dijauhkan dari rezeki yang haram dan diberi keberkahan dalam setiap usaha, sekecil apapun.

Harapan untuk semuanya:

“Jangan hanya rajin ke masjid, tapi malas menjaga amanah. Jangan hanya bersedekah, tapi tetap tega mencuri hak rakyat. Karena Allah tidak menerima yang haram meski disalurkan untuk yang baik. Mari jadikan masjid sebagai pusat peradaban yang bersih dan menyejukkan umat.”

Tema diskusi selanjutnya adalah serial “Masjid dan Etika Sosial Ekonomi Umat” – membahas diantaranya:

  • Fikih Korupsi dalam Islam
  • Harta Haram dan Dampaknya
  • Sedekah Tidak Menghapus Dosa Kezaliman
  • Masjid sebagai Pusat Etika Bisnis
  • dll

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *