
Kultum #357 kali ini mencoba memadukan pesan dakwah, nada nasihat, dan makna lagu AI Pasha Ungu yang berjudul “Wahai Kawan DPR” dan kita tambah dengan Pejabat dan semua pemimpin. Kultum ini dianggap sangat cocok disampaikan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2025/ 1447 H, karena inti pesannya adalah menjaga lisan, amanah kepemimpinan, dan kasih sayang terhadap umat. Kebetulan saat ini juga dekat dengan peristiwa demo DPR RI tanggal 25-31 September 2025.

Mukadimah
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Pada hari istimewa kali ini kita bersama berkumpul dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Mari media dakwah kali ini, dengan berkumpul bersama, kita merenungkan kembali pesan beliau sebagai uswah hasanah: pemimpin adalah pelayan umat, bukan penguasa yang hanya mencari kehormatan (harta, tahta, gaya).
Isi Kultum
Kultum kali ini, kita mendapat inspirasi dari sebuah lagu ciptaan AI pasha ungu dengan nada dan dakwah yang berjudul “Wahai Kawan DPR” kita tambah dengan wahai pejabat dan semua pemimpin, yang dinyanyikan dengan semangat dan penuh nasihat moral. Lagu ini tidak hanya untuk anggota dewan saja intinya, tapi juga untuk semua pejabat, pemimpin, bahkan kita semua yang diberi amanah sekecil apa pun jalani hidup di dunia ini, apapun amanah itu adalah kemulianmu jika kau jaga dengan baik
Lagu AI pasha ungu: “Wahai Kawan DPR”
Bait 1
1Wahai kawan, di kursi sana…
2Dengar lirih suara…, rakyat kecil
3Setiap kata, yang kau ucap..
4Bisa jadi doa.., atau jadi pisau yang mengiris…
Pre-Reff
5Ingatlah engkau bukan raja…
6Bukan dewa di singgasana…
7Engkau hanyalah, pelayan bangsa.
8Yang …menangkan suara mereka
Reff
9Wahai kawan DPR, jangan buat luka
10Dengan tutur kata, dan gaya hidupmu yang mewah semata
11Seluruh tenaga dan fikiran, seharusnya untuk mereka
12Rakyat yang percaya… rakyat yang menunggu cinta nyata (janji nyata)
Bait 2
13Jika rakyat marah, badai pun datang. 14Tak ada yang bisa berdiri tegak, di tengah gelombang. 15Tolong jaga ucapmu, jaga sikapmu. 16Karena mulutmu adalah harimau mu
Bridge
17Nabi pernah berpesan. 18Selamat manusia ada di lisannya. 19Jangan sampai terucap racun. 20Yang mematikan asa bangsa….
Outro
21Mari saling hormat, saling sayang kita bina. 22Agar Indonesia, tetap jaya selamanya
Reff (ulang, lebih emosional)
23Wahai kawan DPR, jangan buat luka. 24Dengan tutur kata dan gaya hidup mu yang mewah semata. 25Seluruh tenaga dan pikiran seharusnya, untuk mereka. 26Rakyat yang percaya… Rakyat yang menunggu cinta nyata (janji nyata).
Reff (ulang, lebih emosional)
27Tolong, tolong, jaga lah lisan kita, demi anak cucu. 28Demi merah putih tercinta. 29Kita ini pelayan, bukan penguasa. 30Untuk kebaikan Indonesia, selamanya
Pesan utama lagu ini ada tiga yang utama diantaranya:
- Mari kita semua selalu berusaha Jaga lisan dan ucapan
“Setiap kata yang kau ucap, bisa jadi doa atau jadi pisau yang mengiris”
Nabi SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)
- Mari kita semua selalu Ingat bahwa pemimpin adalah pelayan umat, bukan raja
“Engkau hanyalah pelayan bangsa, yang menangkan suara mereka”
Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah. Rasulullah SAW menegaskan:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari & Muslim)
- Mari kita semua Jangan hidup mewah di atas penderitaan rakyat
“Wahai kawan DPR, jangan buat luka, dengan tutur kata dan gaya hidupmu yang mewah semata”
Pesan lirik lagu ini mengingatkan agar pejabat, pemimpin, tidak perlu memamerkan kemewahan. Untuk apa? Gaya? Sebab Nabi SAW sebagai pemimpin memberi contoh nyata dan pesan nya hingga kini masih terasa perlunya jalani hidup itu dengan sederhana, sikap perilaku sederhana, meski beliau bisa hidup berkecukupan. Tapi beliau memberi contoh bahwa bekal hidup dan bekal mati itu bisa sama dan bisa beda. Bekal hidup sama jika memberi manfaat buat diri dan orang lain. dan sebaliknya.
Penutup
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Lirik lagu AI tersebut seolah menjadi syair nasihat modern yang mengingatkan kita pada pesan Rasulullah SAW: selamat manusia ada di lisannya. Jika lisan terjaga, insyaAllah bangsa akan selamat.
Mari kita jadikan Maulid Nabi ini sebagai momentum memperbaiki lisan, sikap, dan amanah. Semoga para pemimpin bangsa, pejabat, siapapun kita, dan kita semua, benar-benar menjadi pelayan rakyat, bukan penguasa rakus. Tujuannya satu untuk kebaikan Indonesia selamanya demi anak cucu kita semuanya, bukan hanya satu keluarga kecil, tapi keluarga besar bangsa Indonesia.
اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه
“Ya Allah, jadikan kami orang yang mendengar nasihat, lalu mengikuti yang terbaik darinya.”
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

