
Dr. Ifah Rofiqoh, M.Si: Kajian Ekonomi Rumah Tangga di Bulan Ramadhan bagi Warga Desa khususnya
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, teladan terbaik dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam mengelola ekonomi keluarga.
Jamaah yang berbahagia,
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, tetapi juga sering kali menjadi bulan di mana pengeluaran rumah tangga meningkat, terutama untuk kebutuhan makanan, pakaian, dan persiapan Lebaran. Padahal, jika dikelola dengan baik, bulan ini justru bisa menjadi momen untuk lebih hemat dan produktif.
1. Menata Prioritas: Antara Kebutuhan dan Keinginan
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengingatkan kita:
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara setan.” (QS. Al-Isra’: 26-27)
Di desa, sering kali ada kebiasaan berbelanja lebih banyak saat Ramadhan, membeli makanan berlebihan, atau menyiapkan baju baru yang sebenarnya tidak mendesak. Kita perlu membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan, agar tidak boros dan tetap berkecukupan hingga setelah Ramadhan.
2. Memanfaatkan Sumber Daya Lokal untuk Menghemat Pengeluaran
Warga desa memiliki keunggulan dibandingkan masyarakat kota, yaitu tersedianya sumber daya alam yang melimpah. Maka, untuk mengelola ekonomi rumah tangga, kita bisa:
✅ Memanfaatkan hasil kebun dan ternak sendiri untuk kebutuhan pangan.
✅ Membeli dari tetangga atau UMKM desa agar ekonomi lokal berputar.
✅ Mengolah makanan sendiri dibanding membeli yang mahal di pasar.
Contohnya, jika kita punya lahan kecil, bisa menanam sayur mayur atau beternak ayam untuk kebutuhan berbuka dan sahur, sehingga tidak perlu selalu membeli di pasar.
3. Memanfaatkan Ramadhan untuk Menambah Penghasilan
Ramadhan juga membawa peluang ekonomi. Ibu-ibu di desa bisa:
📌 Membuat dan menjual makanan khas berbuka, seperti kolak atau kue tradisional.
📌 Menjual pakaian muslim atau perlengkapan ibadah dari produk lokal.
📌 Mengolah bahan pangan lokal menjadi produk yang tahan lama untuk dijual, misalnya keripik atau aneka minuman herbal.
Dengan cara ini, rumah tangga tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga mendapatkan tambahan pemasukan.
4. Mengelola Keuangan dengan Bijak dan Berkah
Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, termasuk dalam urusan ekonomi. Maka dalam mengatur keuangan selama Ramadhan, sebaiknya:
💡 Buat anggaran bulanan khusus Ramadhan, agar tidak boros.
💡 Sisihkan untuk sedekah dan zakat, karena sedekah di bulan ini pahalanya dilipatgandakan.
💡 Menabung untuk kebutuhan setelah Idul Fitri, agar tidak langsung habis saat Lebaran.
Nabi SAW bersabda:
“Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)
Jadi, meskipun kita ingin berhemat, jangan lupa berbagi kepada yang membutuhkan, karena keberkahan harta ada dalam berbagi.
Harapan,
Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar, tetapi juga tentang menahan diri dari perilaku boros. Warga desa memiliki banyak peluang untuk mengelola keuangan rumah tangga dengan lebih bijak melalui pemanfaatan sumber daya lokal, pengelolaan pengeluaran yang tepat, dan peluang usaha produktif. Dengan cara ini, rumah tangga tetap berkah, cukup, dan bahkan bisa mendapatkan rezeki tambahan yang bermanfaat.
Semoga kita semua bisa mengelola ekonomi rumah tangga dengan lebih baik di bulan yang penuh berkah ini. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin. Wallahu a’lam bishawab.
Wao….Terimakasih banyak tentang ilmu nya ,,semoga di bulan Ramadhan ini kita menambah syukur kita dan rizqi yg berkah sehingga kita bisa bersedekah,berzakat dan mengelola keuangan dengan bijak dan berkah
terus kita dukung dakwah ajaran islam lewat dunia digital
semangat….