Atus Syahbudin, Pelatihan ecoprint sebagai gerakan ramah lingkungan bersama Divisi ekonomi LDII DIY.

Yogyakarta, pinbasmui.com – Pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Atus Syahbuddin, Ph.D, sebagai ketua, menyambut baik kolaborasi strategis dengan Pusat Inkubasi Bisnis Syariah Majelis Ulama Indonesia (PINBAS MUI) DIY dalam mendampingi berbagai kelompok usaha jamaah ekonomi warga LDII DIY. Pendampingan ini merupakan bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi umat berbasis syariah secara bertahap dan berkelanjutan.

    Kepada pengurus perkumpulan wartawan media online Indonesia (PW-MOI), Kak Juma, yang juga sebagai koordinator tim pendamping usaha dari PINBAS MUI DIY, menyampaikan hasil koordinasinya dengan Ketua LDII DIY, Bapak Atus, bahwa kegiatan pendampingan usaha ini sudah berjalan dan diharapkan lebih intensif lagi di waktu yang akan datang.

    Selama ini PINBAS DIY telah melakukan pendampingan bertahap dan berkelanjutan kepada berbagai kelompok usaha binaan, seperti (1) Kampung Adrem di Piring, Murtigading, Sanden, Bantul; (2) KUBE Jamu Tradisional di Kiringan, Jetis, Bantul; dan (3) KUBE Jamu Tradisional serta Wedang Rempah di Jamu Ginggang, Pakualaman, Kota Yogyakarta,” ungkap Kak Juma.

    Program pendampingan usaha ini tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga pada manajemen usaha, pemasaran berbasis digital, serta edukasi prinsip-prinsip bisnis syariah. Sementara itu, Ketua LDII DIY, Bapak Atus Syahbudin mengapresiasi pendampingan dari PINBAS MUI DIY. Ia menyatakan yang juga sebagai Dosen UGM ini mengungkapkan bahwa selama ini jamaah ekonomi LDII bersama warganya telah mengembangkan sejumlah unit usaha produktif berbasis syariah, seperti (1) budidaya melon premium, (2) batik ecoprint Program Kampung Iklim Sangurejo, lele bioflok, hingga (3) media preneur yang digerakkan oleh genarasi generasi muda LDII. Dengan adanya sinergi ini, kami berharap usaha jamaah ekonomi warga LDII bisa tumbuh berkembang dan profesional, barokah serta memberikan kontribusi berkontribusi nyata dalam penguatan ekonomi umat di DIY,” ujar Atus.

    Ke depan, PINBAS MUI DIY merencanakan untuk memperluas pendampingan ke lebih banyak wilayah dan jenis usaha, serta mendorong terbentuknya ekosistem bisnis syariah yang berdaya saing di Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul, bersama mitra LDII DIY dan mitra lainnya. (**)

    Contoh Gambaran Ekosistem Bisnis Syariah DIY yang Berdaya Saing: “Kampung Syariah Berbasis UMKM & Pariwisata Halal”

    1. Aktor dan Pilar Utama Ekosistem:

    AktorPeran
    🕌 MasjidSentral edukasi, pemberdayaan ekonomi umat melalui BUMMas (Badan Usaha Milik Masjid).
    🧕 UMKM SyariahPelaku usaha makanan halal, fashion muslim, herbal, jasa wisata halal, dan industri kreatif Islami.
    🏫 Akademisi/PTRiset, pendampingan, pelatihan manajemen syariah (contoh: UMY, UIN Sunan Kalijaga, UNISA).
    🏛️ Pemerintah DaerahFasilitasi regulasi, pembinaan UMKM, insentif halal, dan promosi pariwisata syariah.
    🏦 Lembaga Keuangan SyariahPembiayaan UMKM: BMT, BPRS, koperasi syariah, fintech syariah lokal.
    📺 Media & Komunitas DigitalPromosi produk halal, edukasi ekonomi syariah, digitalisasi pasar.
    🧑‍🌾 Kelompok Petani/Hulu Produk HalalPenyedia bahan baku halal (pertanian, peternakan, perikanan, herbal).

    2. Contoh Implementasi Nyata di DIY:

    InisiatifDeskripsi
    1. Kampung Halal Sentra makanan halal, pelatihan UMKM syariah, wisata religi.
    2. BMT Layanan keuangan syariah untuk UMKM, koperasi berbasis masjid.
    3. Pasar Rakyat Syariah (diadakan rutin)Pasar tematik produk halal (bekerjasama dengan BAZNAS, MUI, masjid, kampus).
    4. Wisata Syariah Desa Wisata Kreatif & Unggul (DEWIKU)Desa wisata edukatif dengan paket wisata halal, kuliner, dan spiritual journey.
    5. Klinik Bisnis Syariah DIYProgram konsultasi & inkubasi bisnis halal berbasis kampung, kampus dan komunitas.

    3. Rantai Nilai Terpadu (Halal Value Chain)

    1. Produksi Halal → Pertanian, peternakan, dan produksi rumah tangga bersertifikasi halal.
    2. Distribusi Halal → Logistik bersih, pengemasan sesuai syariat.
    3. Pemasaran Halal → Branding Islami, digital marketing, e-commerce syariah (contoh: hijrahmarket).
    4. Pembiayaan Halal → Tanpa riba, berbasis mudharabah, musyarakah, dan wakaf produktif.
    5. Konsumen Halal → Edukasi literasi halal & gaya hidup Islami.

    4. Keunggulan Daya Saing Ekosistem Ini:

    • Berbasis nilai (value-based economy): keadilan, keberkahan, keberlanjutan.
    • Kolaboratif dan komunal: masjid + UMKM + kampus + media + pemerintah.
    • Mengangkat lokalitas DIY: budaya Jawa yang selaras nilai-nilai Islam (contoh: filosofi “nrimo ing pandum” sama dengan syukur).
    • Potensi wisata syariah DIY: wisata religi, heritage Islam-Jawa, kuliner halal.

    By MUI PINBAS

    PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *