Kak Juma dan Sebagian Pengurus PW-MOI DPD Kota Yogyakarta.

Yogyakarta, pinbasmui.com — Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PW-MOI) DPD Kota Yogyakarta menggelar dua kali rapat koordinasi internal untuk menyusun langkah strategis pendampingan kampung wisata di wilayah Kota Yogyakarta.

Rapat koordinasi ini menjadi ajang penting untuk merumuskan program unggulan yang akan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Fokus utama rapat adalah pendampingan 169 kampung wisata se-Kota Yogyakarta, dengan tahap awal dimulai dari Kampung Wisata Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Jumat, 6 Juni 2025 di Resto Chimol Timoho bersama tim PWMOI yang dikoordinatori oleh Bu Ifah Rofiqoh. Pertemuan kedua berlangsung pada Rabu, 25 Juni 2025 di Ruang Meeting Prodi Ilmu Komunikasi (Ilkom) UAD, dengan penanggung jawab Bu Fitrinanda Annur.

Rapat dihadiri oleh sejumlah pengurus aktif PW-MOI DPD Kota Yogyakarta, antara lain: Kak Juma (Ketua PW-MOI). Kak Fitrinanda Annur (Kabid Diklat). Bu Ifah Rofiqoh (Bendahara PW-MOI). Bu Nunik (Sekprodi Ilkom UAD). Kak Muhari/ Kak Oki/ Kak Arief (Bidang Kerja Sama Antar Lembaga). Kak Wagini (Bidang Olahraga). Kak Elis (Kabid Infokom & IT). Bu Fitroh Adhila (Kabid OKK). Kak Azfa (Kabid Ekonomi dan pariwisata). Kak Muslim (Kabid Advokasi hukum). Kak Rizkan/ Kak Tetra (Bidang seni dan budaya). Bu Rika Fatimah (Pembina PW-MOI)

Program pendampingan ini diharapkan menjadi wujud kontribusi nyata PW-MOI dalam pengembangan ekosistem kampung wisata dan UMKM. Bu Ifah Rofiqoh mengusulkan agar pendampingan jurnalispreneur atau mediapreneur diberikan kepada mahasiswa sebagai bekal Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Hal ini bertujuan agar PW-MOI makin dikenal oleh kalangan kampus dan mahasiswa. Sementara itu, Bu Fitrinanda Annur menambahkan bahwa sinergi dengan Prodi Ilkom UAD sangat memungkinkan untuk program magang mahasiswa dalam pengelolaan IT, media promosi, dan manajemen kampung wisata, terutama dalam hal penguatan promosi produk UMKM barang dan jasa di setiap kampung wisata dan sekolah serta kampus.

Rapat berjalan efektif selama satu jam dengan suasana produktif, penuh semangat kolaboratif lintas bidang. Diskusi ditutup dengan sesi foto bersama sebagai bentuk dokumentasi dan semangat kebersamaan tim. Rapat ini menandai dimulainya langkah strategis PW-MOI DPD Kota Yogyakarta untuk turut mendampingi dan mengangkat potensi wisata dan UMKM di kampung-kampung wisata. PW-MOI juga membuka pintu sinergi luas dengan kampus dan mahasiswa untuk membangun jurnalisme yang membangun negeri. (**).

Mengenal sekilas global gotong royong tetrapreneur (G2RT) DIY.

2018: Pendirian G2RT oleh Dr. Rika Fatimah, ST, M.Sc., FEB UGM. Selaku konseptor utama dan tenaga ahli dari model G2RT. 2018-2020 Tahap implementasi awal. G2RT ada di desa desa binaan wukirsari Bantul dan Girirejo Gunungkidul. 2021-2023: ekspansi dan kolaborasi. G2RT berkembang ke desa lainnya denga dukungan kampus, komunitas lokal, dan pemda setempat. 2024: Pengakuan G2RT secara nasional dan global. 2025: Penguatan dan akselerasi digital. 2025: Pembentukan platform digital gotong royong untuk kolaborasi lintas desa. 2025: Digitlisasi rantai pasok dan promosi produk melalui UMKM desa berbasis G2RT melalui e-commerce dan media sosial. 2025: pelibatan generasi muda dalam program G2RT youth movement. 2025: Fokus pemberdayaan di desa desa DIY melibatkan sinergi ABCGFM, seperti adanya ngaji sugih dan bazar produk UMKM halal.

Melihat sejarah berdirinya, G2RT lahir berdasarkan atas keprihatinan dan kegelisahan melihat ketimpangan ekonomi desa dan kota serta lemahnya daya tawar produk desa di pasar global. Model ini menawarkan pendekatan gotong royong dan integrasi empat pilar/ elemen strategis dalam pengembangan kewirausahaan desa. G2RT sebagai model pemberdayaan berbasis gotong royong strategis berusaha mengintegrasikan empat elemen penting pengembangan kewirausahaan yang disebut tetra. Empat pilar utama G2RT yang disebut Tetra itu adalah tetra 1234. Tetra-1: Supplay chain (rantai pasok). Tetra 2: Market (pasar). Tetra 3: Quality (Kualitas). Tetra 4: Brand (merk).

Tetra-1: Supplay chain (rantai pasok) atau membangun sistem produksi dari hulu ke hilir yang menghubungkan petani,pengrajin, pengolah, hingga distribusi. Mitra yang terlibat seperti:  Akademisi ilkom UAD dampingi mhsw magang di kampung wisata Giwangan. Community: PINBAS MUI DIY, BAZNAS DIY, dampingi literasi keuangan keluarga dan usaha plus pengembangan usaha dan kelembagaan usaha. 5. Finansial institution. Literasi keuangan usaha dan pembiayaan UMKM

Tetra 2: Market (pasar), atau menyediakan akses pasar baik komunitas lokal maupun regional dan global. Mitra nya seperti: Businessmen dampingi UMKM di kampung wisata naik kelas (legal, modern, digital dan global). Media. Story telling produk barang dan jasa UMKM di lokasi kampung wisata.

Tetra 3: Quality (Kualitas), atau fokus pada penguatan kapasitas SDM, pelatihan, dan standarisasi mutu produk. Businessmen atau Pelaku usaha UMKM di kampung wisata naik kelas (legal, modern, digital dan global)

Tetra 4: Brand (merk), atau menciptakan identitas merek desa/ kampung yang kuat dan bernilai budaya tinggi. Government dampingi program terkait untuk pengembangan usaha: legal, kreatif, inovatif di desa/ kampung.

Visi G2RT adalah membangun desa yang mandiri secara ekonomi, unggul dalam kualitas, dan dikenal secara global.

Misi G2RT adalah menekankan pemberdayaan gotong royong melalui inovasi rantai pasok, penguatan kapasitas usaha, dan startegi branding.

Tujuan utama G2RT adalah menciptakan kolaborasi jangka panjang antar stakeholder desa melalui sinergi ABCGFM (Akademisi, Businessmen, Community, Government, Financial institution, Media).

Dengan semangat gotong royong dan strategi pembangunan berbasis komunitas, G2RT bukan hanya model ekonomi, tapi juga telah menjadi sebuah gerakan sosial yang intinya: dengan gotong royong yang dirancang secara strategis, desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahkan disiapkan bersaing secara global tanpa harus kehilangan jati diri budayanya. Dengan semangat gotong royong dan strategi pembangunan berbasis komunitas, G2RT telah menjadi inspirasi dalam membangun ekonomi desa yang inklusif, kolaboratif dan berkelanjutan, tegas Dr. Rika Fatimah kepada wartawan media online Indonesia (PW-MOI) & pinbasmui.com belum lama ini (**).

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *