Yogyakarta, pinbasmui.com – Pada Ahad, 23 Maret 2025, bertempat di Masjid Blangkon Al Fath Perum Tamansiswa Yogyakarta, diselenggarakan workshop bertema “UMKM Berbasis Masjid” yang bertujuan untuk menguatkan ekonomi umat melalui pembangunan jejaring usaha yang berbasis masjid. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk para pelaku usaha, akademisi, dan tokoh masyarakat.

Acara dimulai dengan pemaparan dari berbagai narasumber yang ahli di bidang UMKM dan ekonomi.

Pertama, Materi Strategi Pengembangan UMKM Berbasis Masjid oleh Hafidh Rifky Adiyatna, S.Si, MBA, seorang entrepreneur dan dosen FEB UPN+V Yogyakarta, yang mengupas tentang bagaimana masjid bisa menjadi pusat pengembangan UMKM, baik dalam hal pemasaran, distribusi produk, maupun pengelolaan usaha.

Kedua, Materi Peluang dan Tantangan UMKM di Yogyakarta oleh Wawan Hermawan, SE, MM, Wakil Walikota Yogyakarta 2025-2030. Wawan mengungkapkan potensi UMKM di Yogyakarta yang sangat besar, namun juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu diatasi dengan kerjasama berbagai pihak.

Ketiga, Materi Peran Masjid dalam Ekonomi Umat oleh Dr. Muhammad, M.Ag, CIRBC, CSA, CWM, CHU, Ketua DMI DIY, yang menjelaskan bagaimana masjid dapat berperan lebih aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui berbagai program usaha dan pemberdayaan ekonomi yang dibutuhkan oleh jamaah masjid.

Keempat, Materi Manajemen Keuangan Masjid oleh Sony Sujartono, BSI KCP Yogyakarta Kolonel Sugiono, yang membahas pentingnya manajemen keuangan yang baik dalam pengelolaan masjid untuk mendukung kegiatan ekonomi umat, jamaah masjid termasuk dalam mendanai berbagai usaha berbasis masjid.

Kelima, Baca Al Qur’an oleh Muhammad Bayu, seorang Qori Prestasi Nasional, serta dipandu oleh Fazila Revirgin, seorang moderator dari FEB UGM 2023.

Menurut Ketua DMI DIY yang juga sebagai Ketua Takmir Masjid Blankon Al fath Tamansiswa Yogyakarta, Prof. Muhamad, berharap setiap peserta dapat memperoleh wawasan baru dalam mengelola ekosistem masjid makmur termasuk kegiatan bagaimana mengembangkan usaha berbasis masjid, memperkuat kolaborasi antar UMKM, dan membangun sinergi kolaborasi yang menguntungkan bagi umat jamaah masjid.

Prof Muhamad, lebih lanjut, mengatakan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat perekonomian umat, terutama di Yogyakarta, dengan memanfaatkan potensi setiap masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi yang lebih luas bersama remaja masjid sebagai pelaksana inti nya.

Berikut ini hasil catatan workshop yang bisa dikembangkan sesuai dengan sikond jamaah masjid masing masing di daerahnya:

Pertama, untuk membangun ekonomi umat perlu juga membangun jejaring Usaha dengan didasari semangat SKL, yaitu Spiritual, Knowledge, Leadership,

Kedua, untuk memberdayakan pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang memiliki basis atau keterkaitan dengan masjid, dengan fokus pada pengembangan ekonomi umat diperlukan jejaring usaha yang didukung oleh semangat SKL (Spiritual, Knowledge, dan Leadership).

Ketiga, untuk meningkatkan ekonomi umat diperlukan optimalisasi potensi masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi disamping kegiatan sosial, dan spiritua

Keempat, untuk membangun jejaring usaha, seperti: menciptakan jaringan bisnis yang saling mendukung antar pelaku UMKM berbasis masjid dibutuhkan hubungan dan kerjasama yang kuat antara individu, kelompok, dan komunitas.

Kelima, untuk meningkatkan Kapasitas UMKM, yaitu dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha secara profesional dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah secara bertahap dan berkelanjutan terjadwal dan termonitor. Konsep SKL yang disampaikan oleh Hafidh RA sebagai dosen FEB UPN Yogyakarta yang perlu diperhatikan, yaitu:

Pertama, Spiritual itu diperlukan dalam dunia usaha untuk menghubungkan bathin pelaku UMKM dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang dapat diterapkan dalam berbisnis. Fokusnya yang utama pada nilai-nilai kejujuran, keberkahan, dan kesejahteraan umat. demikian juga, terkait etika bisnis Islam juga perlu diperhatikan terkait pentingnya niat dalam usaha, mencari keberkahan dalam setiap transaksinya.

Kedua, Knowledge itu diperlukan dalam dunia usaha untuk mengedukasi pikiran peserta mengenai keterampilan dan pengetahuan teknis agar mampu mengembangkan usaha, termasuk teknologi digital, pemasaran, dan manajemen keuangan, pengenalan digital marketing, teknik branding produk, manajemen keuangan syariah, dan pengelolaan SDM yang efektif agar setiap UMKM mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman.

Ketiga, Leadership itu diperlukan dalam dunia usaha untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam diri pelaku UMKM untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya sukses dalam bisnis tetapi juga dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Kepemimpinan dalam bisnis diperlukan untuk mengawal terwujudnya visi dan misi dalam berwirausaha dan pengembangan karakter pemimpin. Diantara materi leadership adalah (1)Membahas nilai-nilai spiritual yang harus diterapkan dalam berbisnis, termasuk niat dan motivasi dalam usaha, serta contoh pengusaha Muslim yang berhasil dengan prinsip syariah, (2)Membangun pengetahuan bisnis terkait dengan pembekalan tentang dasar-dasar bisnis yang efektif dan efisien, termasuk pemahaman pemasaran digital, branding, serta penggunaan teknologi untuk mempermudah transaksi dan promosi produk, (3)Kepemimpinan dalam pengembangan usaha terkait dengan pembahasan tentang pentingnya kepemimpinan yang berbasis nilai Islam dalam memimpin bisnis dan tim, serta cara membangun jaringan usaha yang solid dan saling mendukung.

Untuk menguatkan jejaring Usaha terkait bagaimana masjid bisa menjadi pusat pembangunan jejaring usaha dibutuhkan strategi membangun komunitas bisnis yang berbasis masjid dan cara membangun kerjasama antar pelaku UMKM jamaah masjid. Terkait hal ini, setiap pelaku usaha jamaah masjid dapat melakukan studi banding tentang pengusaha UMKM sukses yang berawal dari jamaah masjid yang dibina oleh BMT Assalam Sorowajan, Banguntapan, Bantul (utara JEC) dan tempat lainnya untuk bahan diskusi kelompok usaha selanjutnya sekaligus merumuskan langkah-langkah konkret dalam membangun jejaring usaha berbasis masjid yang lebih luas dan kuat hingga terbentuk kelompok usaha jamaah masjid di setiap kabupaten kota se DIY minimal.

Tujuan membangun grup komunitas pelaku UMKM berbasis masjid yang utama adalah agar sesama pelaku usaha antara jamaah masjid dapat berkomunikasi, berdiskusi, dan saling berbagi peluang bisnis serta monev setelah workshop di grup WA misalnya.

Harapannya setelah adanya workshop kali ini ada peningkatan kapasitas UMKM jamaah masjid untuk menerapkan pengetahuan yang didapat dalam mengembangkan usaha yang lebih baik dan berkelanjutan.

Semoga, dengan memperkuat UMKM, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan umat Islam secara keseluruhan yang digerakkan dari setiap masjid yang sudah siap duluan seperti masjid jogokariyan dan masjid Blangkon Al Fath Tamansiswa Yogyakarta ini.

Dengan mengintegrasikan prinsip spiritual, pengetahuan, dan kepemimpinan, setiap masjid mampu menciptakan ekosistem bisnis yang bermanfaat tidak hanya untuk pelaku UMKM jamaah masjid, tetapi juga untuk masyarakat luas, dan tentunya mendukung tercapainya tujuan ekonomi umat yang lebih mandiri dan berdaya serta berkelanjutan, demikian tegas ketua takmir masjid Blangkon Al Fath Tamansiswa Yogyakarta (**)

Wawan Harmawan, Wakil Walikota Yogyakarta 2025 – 2029

By MUI PINBAS

PINBAS MUI DIY, pusat inkubasi bisnis syariah. Sebuah lembaga yang kegiatannya mendampingi pelaku usaha UMKM dan Koperasi syariah serta media preneur terutama di DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *